lpkpkntb – Pencapresan Anies Baswedan oleh Nasdem berimplikasi goyahnya kekuatan istana.
Anies Baswedan yang diprediksi mudah disingkirkan, ternyata sangat kokoh. Sehingga upaya KPK untuk mentersangkakan Anies hampir dipastikan gagal.
Selain karena Anies memang terbukti tidak korupsi, juga berbagai konspirasi jahat pihak penguasa makin terbongkar sehinga membangun perlawanan rakyat.
KPK tidak bisa memaksakan terus rekayasa membidik Anies karena sudah ditelanjangi publik.
Pada saat yang hampir bersamaan, poros KIB yang terdiri dari Golkar, P3, dan PAN hampir dipastikan akan mendukung Anies. Dengan demikian, 4 partai koalisi pemerintah akan hengkang dari Kabinet Jokowi.
Dengan hengkangnya 4 partai dari kabinet Jokowi, hampir dipastikan kabinet Jokowi goyah, bahkan bisa jadi akan bubar.
Jika akan tetap dipaksakan, maka tidak akan efektif dan terjadi saling curiga mencurigai.
Sebenarnya, dengan keputusan Nasdem mencapreskan Anies, secara batin Nasdem sudah “berbalik haluan” dari pemerintahan Jokowi walaupun secara lahir masih bergabung.
Sekarang rencana jahat rezim untuk menyingkirkan Anies dan mengulangi kecurangan lagi seperti di tahun 2014 dan 2019 semakin sulit. Pasalnya, Surya Paloh bukan orang sembarangan yang mudah disingkirkan.
Dengan dipercepatnya deklarasi pencapresan Anies, Surya Paloh dinilai oleh para pengamat bukan saja sebagai langkah yang berani, tapi juga cerdik.
Jadi KPK sekarang (baca Firli Bahuri) harus berhadapan orang KPK sendiri, partai koalisi pemerintah, para pakar hukum, tokoh-tokoh nasional dan daerah, relawan militan Anis, dan rakyat dari berbagai elemen.
Dan semakin hari semakin ketahuan bahwa kenekatan Firli membidik Anies ternyata cuma “orderan” penguasa.