Ketua Umum PP Muhammadiyah mengatakan, pihaknya hanya bisa mengajak kepada para pihak yang tak sejalan dengan pandangan ke-Islaman Muhammadiyah untuk mengedepankan akal sehat.
Ia mengajak seluruh pihak untuk menjunjung sikap ilmiah yang objektif dan keluhuran adab Islam layaknya orang beragama dan berilmu.
“Bila di negeri ini, para petinggi negeri selama ini begitu gencar menyuarakan moderasi dan toleransi dalam beragama dan berbangsa, serta ajakan jangan radikal dan intoleran, maka Muhammadiyah hanya ingin bukti, apakah hal tersebut dipraktikkan secara autentik dan nyata,” tutur Sosiolog ini.
“Bukan hanya ditujukan kepada pihak lain, tetapi di lingkungan sendiri-sendiri, agar tidak sekadar retorika dan sepihak seperti pepatah “Kuman di seberang lautan tampak, Gajah di pelupuk mata tak tampak” atau pepatah lain “Tiba di mulut dimuntahkan, Sampai di perut dikempiskan,” lanjut Haedar.
Ia menegaskan, Muhammadiyah secara organisasi tetap elegan dalam menyikapi sikap maupun pernyataan negatif seputar perbedaan idul fitri. Hal itu karena Persyarikatan sudah biasa dan terbiasa.
“Dihimbau kepasa seluruh warga Muhammadiyah agar tidak bersikap yang sama dengan mereka yang kerdil pemikiran dan sikapnya dalam beragama dan berbangsa. Tunjukkan bahwa warga Muhammadiyah berkeadaban, berilmu, berbangsa, dan bahkan beragama lebih baik di dunia nyata,” tegas Haedar.
Ia melanjutkn, bila dari pernyataan-pernyataan buruk orang-orang itu terhadap Muhammadiyah ada yang sudah melewati batas dan dapat masuk ke ranah hukum, tentu jalan hukum itu selalu terbuka untuk dilakukan sejalan dengan koridor yang dijamin konstitusi dan terhormat dalam berbangsa.
(ron/abi).