@Mashure.Tolong yaa tenaga pengajar , profesi kalian tuh sungguh mulia,, jangan kotori dengan emosi kalian yg dibawa dari rumah dimpiaskan ke anak orang.. kita sbg orang tua juga kalau anaknya melanggar dan tidak disiplin akan mempersilahkan untuk diberi hukuman,, tapi bisa gak sih kalau ngasih hukuman itu yg mendidik? Misal disuruh mungutin sampah,, bersihin kelas,, nyikatin wc,, sepertinya lebih berfaedah daripada dihukum dengan kekerasan fisik, mempermalukan,, lebih2 hukuman tersebut tidak sepadan dengan pelanggaran yg dilakukan oleh siswa.. ortu mereka nitip anaknya di sekolah untuk dididik,, mending kasih surat peringatan ke siswa/ortu mereka,, kalau sudah tidak bisa ditolerir yasudah, kembalikan mereka ke ortunya, bilang kalau anaknya gak bisa dididik.. hedeehhh…
Mashura Damri alay aja jaman sekarang mah anak gak kaya jaman dulu biasa² aja qo mau cwe cwo gak mesti bilang sama orang tua.
Pada kasus tersebut sudah dibagikan 8, 7 ribu dan 4, 8 ribu like. Terkait adanya kontroversi ini, Kepala SMPN 1 Sukodadi, Harto mengatakan pihak sekolah akan mendatangkan psikiater untuk menghilangkan trauma para siswi.
Menurut Harto, rencananya psikiater akan datang ke sekolah pada hari ini, Kamis (31/8/2023) untuk menemui 19 siswi yang rambutnya dibotaki guru EN.
“Kemarin setelah kejadian, memang ada wacana mendatangkan psikiater bagi anak-anak,” katanya dikutip dari Jawa Pos via Radar Kudus, Kamis (31/8/2023).
“Kemudian kami keliling cari psikiater, lumayan susah juga cari psikiater di Lamongan ini mas,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, pihak sekolah juga berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Lamongan untuk mendatangkan psikiater ke sekolah.
Akibat tindakannya, EN tidak boleh mengajar usai mencukur botak rambut 19 siswinya.
Jadwal CPNS 2023 Dilengkapi Link Download PDF dan Formasinya
Agar kasus serupa tidak terulang lagi, Dinas Pendidikan Lamongan telah mengumpulkan semua kepala SMPN di Lamongan beserta guru Bimbingan Konseling (BK). (*)