Misbah berkeyakinan bahwa kerja sama ini akan membangkitkan semangat para siswa untuk peduli terhadap lingkungan sekitar serta senantiasa menerapkan pola hidup bersih dan sehat di sekolah. “Insya Allah, jika ini terus kita kembangkan, anak-anak kita akan selalu peduli terhadap lingkungan dan kebersihan sekolah,” ucapnya.
“Kerja sama ini berlaku selama setahun, dan untuk sementara beberapa sekolah dulu, baik SD dan SMP, seperti SD Katokkoan Masamba, SD Center Masamba serta SMP Model Kecamatan Bonebone. Terkait kepastiannya, nanti kita bicarakan,” imbuhnya.
Sementara itu, Program Development Rappo Indonesia, Muhammad Alif Luqman, menjelaskan bahwa MoU Edukasi Penerapan P5 ini bertujuan mengembangkan pemahaman siswa SD dan SMP mengenai edukasi pengelolaan sampah plastik dan menumbuhkan kepedulian siswa terkait lingkungan sekitar
“MoU ini juga dalam rangka untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan para siswa SD dan SMP di Kabupaten Luwu Utara melalui Pembimbingan Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5,” jelas pria yang akrab disapa Alif ini.
Dikatakan Alif, kehadiran Rappo Indonesia untuk membantu pemerintah menuntaskan berbagai permasalahan yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Ia menyebutkan, ada dua isu yang menjadi konsentrasi Rappo Indonesia, yaitu isu lingkungan dan isu social.
Memprihatinkan! Diperkirakan Dibangun Tahun 1970 UPT SMP NEGRI 1 RONGKONG Tak Pernah Tersentuh APBD Kab Luwu Utara
Terkait isu lingkungan, Alif membeberkan bahwa permasalahan lingkungan saat ini sudah sangat kompleks. Salah satunya terkait permasalahan sampah plastik. “Sampah plastik kalau tidak terkelola dengan baik, sampai ratusan tahun pasti masih ada. Nah, inilah yang menjadi konsen kita pada linkungan,” terang dia.
Sementara untuk isu sosial, pihaknya fokus pada pemberdayaan perempuan. “Sepertiga pekerjaan perempuan masih terlibat dalam pekerjaan tanpa upah. Lapangan kerja buat kaum perempuan masih sangat terbatas. Gap-nya terlalu besar dengan kaum laki-laki,” ungkapnya.
“Itulah mengapa Rappo Indonesia dalam 3 tahun terakhir, sejak 2020 sampai saat ini, kami punya Rappo Impact Center di Makassar, di mana kaum perempuan kita ajarkan hard skill dan soft skill,” jelasnya.
“Kami ajar mereka membuat produk dari sampah daur ulang plastik. Tas yang saya bawa ini berasal dari kantong plastik. Sampah kantong plastik ini kami ubah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi, tentu berkolaborasi dengan ibu-ibu yang kami latih,” tambahnya.
Untuk itu, melalui kerja sama ini, Alif berharap makin menumbuhkan kepedulian masyarakat, khususnya siswa, terhadap lingkungan.
“Dari program ini, ada beberapa sosial dampaknya, yaitu menjadi sarana edukasi tentang lingkungan. Kita harap dengan adanya kerja sama ini, dapat menumbuhkan rasa peduli kita terhadap lingkungan,” terang dia.
“Tak hanya itu, program penanggulangan dan pengelolaan sampah ini, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi penghasilan tambahan bagi siswa dan masyarakat yang terlibat,” sebut dia.
Untuk itu, sekali lagi ia berharap agar kolaborasi ini dapat memberikan dampak positif yang lebih luas kepada masyarakat Luwu Utara. “Kami harap dari kolaborasi ini ada hal yang bisa kita capai demi meningkatkan ekonomi kreatif di Kabupaten Luwu Utara,” pungkasnya.
Diketahui, Rappo Indonesia adalah usaha sosial yang menawarkan produk daur ulang yang berasal dari sampah kantong plastik. Rappo Indonesia lahir dan terbentuk di Makassar pada 2020. Selama 3 tahun berdiri, Rappo Indonesia telah bekerja sama dengan berbagai instansi dan NGO di Indonesia. Beberapa penghargaan pun pernah disabet, di antaranya BEA Cukai. (LHr)