lpkpkntb.com – Seorang pria muda sedang berjalan terburu-buru menuju kantornya. Pria muda itu memang bangun agak kesiangan pagi ini. Sehingga ia harus mengejar waktu agar tidak terlambat sampai di kantor. Seperti biasa sesudah berjalan sekitar 100 meter dari kosnya, ia sampai di sebuah halte. Disitulah tempatnya biasa menunggu bus.
Hampir setiap pagi pria muda itu bertemu dengan orang-orang yang sama di halte itu. Mereka juga para pekerja kantor, sama dengannya. Ia hapal sekali dengan wajah-wajah mereka, sekalipun ia sama sekali tidak tahu nama-nama mereka.
Tetapi ada yang berbeda hari ini, pria muda itu melihat seorang anak laki-laki kecil. Anak itu yang mungkin berusia 12 tahunan itu sedang duduk melamun di tangga dekat halte bus ia tunggu. Pakaian lusuhnya berwarna ungu, dan wajahnya tampak sedih sekali. Belum sempat terlalu lama mengamati anak itu, tiba-tiba busnya datang dan ia berangkat bekerja.
Besok paginya, di halte itu pria muda itu melihat anak kecil itu lagi. Dengan baju yang sama lusuhnya dengan kemarin, dan dengan raut muka yang sama sedihnya juga. Ada yang unik dengan anak itu, entah kenapa dia duduk di tangga selalu mengamati orang-orang yang menunggu di halte itu.
Pagi ini adalah pagi yang ketiga kulihat anak laki-laki itu. Semua pada dirinya tetap sama. Pakaian lusuh dan wajah sedih. “Mungkin ia adalah gelandangan yang tinggal di halte ini”. Pikirku. Dari caranya berpakaian yang asal-asalan saya bisa memastikan anak itu adalah seorang anak jalanan. Mungkin dia adalah salah satu pengamen yang sering menyanyikan lagu-lagu tak jelas di perempatan dekat halte bus ini.
Dua belas hari sudah ia melihat anak laki-laki itu tetap duduk di tempatnya setiap pagi. Hari ini ia punya jadwal piket di kantor, sehingga ia harus datang lebih pagi dari biasanya. Tidak ada orang lain di halte kecuali dia dan anak berbaju lusuh itu.
“Mengapa engkau selalu bersedih ?” tanya pria muda, “Apa kamu lapar ?”
“Nggak kak” jawabnya singkat, “Saya hanya menjalankan tugas”
“Tugas apa ?” tanyanya sedikit aneh.