Sosok Pemenang Sayembara Pembuatan logo IKN ‘Pohon Hayat’ Hadiah uang tunai sebesar Rp185 juta

Menurut Presiden Joko Widodo, Logo ‘Pohon Hayat’ memiliki filosofi yang sejalan dengan semangat pembangunan IKN yakni menumbuhkan rasa bangga dengan jati diri bangsa sebagai negara besar, bangsa yang besar, majemuk, dan mengunggah kesadaran menjaga alam dan juga lingkungan beserta ekosistemnya.

Filosofi Logo IKN Nusantara: Pohon Hayat itu Nyata 

Pohon hayat, atau pohon kehidupan, atau the tree of life, adalah pohon yang betulan ada. Dalam literatur fantasi populer dan media populer, the tree of life kerap dijadikan salah satu elemen yang menjadi sentral cerita.

Pilihan nama ‘The Tree of Life’ yang disematkan pada pohon Prosopis Cineraria ini bukannya tanpa alasan. Pohon ini tumbuh di Bahrain lebih dari 400 tahun yang lalu, tingginya mencapai 9,75 meter.

Pada Oktober 2010, tim arkeologis menemukan tembikar dan artefak berusia 500 tahun di dekat pohon tersebut. Analisa dari tanah dan artefak pada 1990 menyimpulkan bahwa pohon ini ditanam pada tahun 1582.

Pohon yang juga dikenal sebagai Shajarat al-Hayat ini merupakan satu-satunya pohon besar di area gurun tersebut, sehingga menjadi atraksi wisatawan mancanegara. Dalam setahun, setidaknya ada 65.000 orang berkunjung ke gurun itu hanya untuk melihat pohon legendaris tersebut.

Orang banyak bertanya-tanya bagaimana pohon ini bisa bertahan hidup hingga ratusan tahun dengan curah hujan yang sangat minim. Banyak yang menduga akar yang tertanam sedalam 50 meter memungkinkannya untuk mendapatkan suplai air tanah yang cukup.

Ada juga yang berpendapat bahwa pohon ini ‘belajar’ mengekstraksi kelembaban dari butiran pasir untuk bertahan hidup. Namun tak sedikit yang beranggapan bahwa pohon ini dulunya adalah garden of eden, alias surga.

Pohon hayat tak hanya menjadi atraksi wisata. Resin yang dihasilkannya digunakan warga lokal untuk membuat lilin, wewangian, dan karet, sementara bijinya diolah menjadi makanan, selai, dan wine.

Itulah pohon hayat yang menjadi filosofi logo IKN Nusantara. Tak mengherankan bila Akbar Aulia memilih pohon ini sebagai simbol kehidupan dan keberagaman masyarakat Indonesia.

Hal yang menarik sekaligus menakjubkan dari pohon ini adalah lokasi pohon ini bertumbuh, yakni sebuah gurun pasir yang kering, dua kilometer dari Jabal Dukhan, titik tertinggi di Bahrain.

Seperti yang diketahui, wilayah gurun adalah area dengan curah hujan yang sangat minim dalam setahun.(**).