● Gaji pokok PPPK golongan IV sebesar Rp2.129.500 hingga Rp3.089.600.
● Gaji pokok PPPK golongan V sebesar Rp2.325.600 hingga Rp3.879.700.
● Gaji pokok PPPK golongan VI sebesar Rp2.539.700 hingga Rp4.043.800.
● Gaji pokok PPPK golongan VII sebesar Rp2.647.200 hingga Rp4.214.900.
● Gaji pokok PPPK golongan VIII sebesar Rp2.759.100 hingga Rp4.393.100.
● Gaji pokok PPPK golongan IX sebesar Rp2.966.500 hingga Rp4.872.000.
● Gaji pokok PPPK golongan X sebesar Rp3.091.900 hingga Rp5.078.000.
● Gaji pokok PPPK golongan XI sebesar Rp3.222.700 hingga Rp5.292.800.
● Gaji pokok PPPK golongan XII sebesar Rp3.359.000 hingga Rp5.516.800.
● Gaji pokok PPPK golongan XIV sebesar Rp3.649.200 hingga Rp5.993.300.
● Gaji pokok PPPK golongan XV sebesar Rp3.803.500 hingga Rp6.246.900.
● Gaji pokok PPPK golongan XVI sebesar Rp3.964.500 hingga Rp6.511.100.
● Gaji pokok PPPK golongan XVII sebesar Rp4.132.200 hingga Rp6.786.500.
Berikut Alasan Pengunduran diri calon PPPK 2022.
Pertama, tidak mau ditempatkan di daerah terpencil. Kedua, tidak mau ditempatkan di tempat yang bukan formasinya pascaoptimalisasi.
“Sebenarnya banyak alasannya, hanya paling menonjol soal penempatan daerahnya jauh dari tempat tinggal calon PPPK,” ucapnya.
Sikap peserta ini sangat disayangkan BKN. Para peserta ini sudah menghilangkan kesempatan orang lain yang benar-benar ingin mengabdi,
“Sebenarnya banyak juga yang rela ditempatkan di daerah terpencil daripada enggak jelas statusnya. Sayangnya yang sudah lulus malah pilih mundur,” kata Iswinarto.
Deputi bidang Sistem Informasi Kepegawaian (Sinka) BKN Suharmen menegaskan para peserta yang mengundurkan diri menjadi catatan bagi pemerintah.
Nama-nama yang sudah dinyatakan lulus dan sudah masuk proses penetapan NI PPPK akan diblokir Nomor Induk Kepegawaian (NIK).
“Kalau sudah diblokir mereka tidak bisa ikut tes CPNS 2023 dan PPPK tahun ini,” imbuhnya.
Selain itu, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) tengah menggodok sanksi bagi peserta yang sudah diterima, tetapi mengundurkan diri.
Mereka harus membayar ganti rugi seluruh biaya terkait peaksanaan tesnya.
“Sanksi ganti rugi ini berlaku bukan hanya untuk PNS, tetapi juga PPPK, karena pada prinsipnya yang bersangkutan telah menghilangkan kesempatan orang lain yang benar-benar ingin mengabdi,” jelas Deputi Suharmen. ***.