AGAMA

Renungkan !! Semakin Lama Berkuasa Semakin Mabuk & Berat Melepaskannya

lpkpkntb.com – Ibarat kekuasaan itu seperti candu. Mereka yang sedang berkuasa seakan dibayangi rasa mabuk. Semakin lama berkuasa, semakin mabuk dan semakin berat melepaskannya. Penguasa bukan tidak tahu tentang resiko mabuk, namun mereka terlalu gengsi untuk menyadarinya apalagi melepaskannya.

Seperti yang di sampaikan almarhum KH.Zaonuddin MZ. dalam video berikut

Taukah kisah nya seorang petinggi mesir pada zaman nya, yaitu Fira’un, salah satu contoh yang shahih tentang gengsi kekuasaan. Sang Raja zholim ini berkuasa terlalu lama hingga akhirnya terperangkan dalam nafsu serakah yang amat dahsyat. Nafsu ingin menguasai dunia hingga menganggap diri sebagai Tuhan.

Cerita gengsi Fira’un ini dimulai saat permaisuri sang Raja menemukan seorang bayi yang hanyut di sungai. Fira’un tidak kuasa menolak permintaan istrinya. Sang anak, Musa, yang kelak menjelma menjadi Nabi pembawa risalah Tuhan ini dipelihara dengan sepenuh hati.

Berat bagi Fira’un menerima kenyataan ini, karena saat itu dia sedang memerintahkan membunuh anak laki-laki yang baru dilahirkan. Perintah ini lahir karena mimpinya. Bahwa suatu saat kekuasaanya akan hancur oleh seorang anak laki-laki dari kalangan Bani Israil.

Allah Maha Besar, kekuasaan Allah sangatlah besar. Tanpa disadari oleh Fira’un, Musa yang sangat disayangi istrinya itu adalah keturunan Bani Israil. Alih-alih berlaku buruk, seluruh isi istana memperlakukan Musa dengan begitu baik dan penuh kasih sayang.

Beratnya hati Fira’un tidaklah hilang. Suatu ketika, Musa yang semakin besar menarik jenggot ayahnya hingga rontok. Fira’un senewen namun tidak bisa berbuat banyak. Paling tidak hingga Musa akhirnya minggat setelah mengetahui bahwa dia bukan anak Sang Raja, namun merupakan keturunan Bani Israil.  Kemarahan Fira’un memuncak, Musa dikejar untuk dibunuh.

Selalu ada bisikan syaitan dalam kemarahan. Bujuk rayu syaitan ini juga yang mendorong Fira’un semakin zholim dan semena-mena. Kesombongannya menjadi-jadi.  Puncaknya adalah saat di mengikrarkan dirinya  sebagai Tuhan.

Inilah puncak kesombongan akibat lamanya berkuasa. Menantang dan menganggap diri sama seperti Tuhan. Firaun bukan tidak menyadarinya. Sifat kemanusiaanya tetaplah ada. Sakit, marah, dengki, dendam, sedih tetap dirasakannya. Namun karena gengsinya, Firaun tetap ingin berperilaku seperti Tuhan.

Gengsi kekuasaan Firaun bukan sekedar cerita masa lampau. Di zaman modern saat ini, banyak pemimpin yang terlena dengan kekuasaan. Candu untuk berkuasa mendorong mereka mencarinya, dengan segala cara. Sikut menyikut, menginjak kepala yang lemah, menjilat kaki yang sedang berkuasa semakin mudah terlihat.

Page: 1 2

lpkpkntb

Recent Posts

Penggerebekan Bandar Narkoba di Beleke

Lalu Ibnu Hajar Ketum Sasaka Nusantara NTB Apresiasi Langkah Gabungan TNI-POLRI, Dalam Hal Ini POLDA…

3 jam ago

Kades di Lombok Tengah Diduga Potong 10% Dana Desa, Sasaka Nusantara Siap Bertindak, Proyek Desa Cepat Rusak

Lombok Tengah - Organisasi masyarakat (Ormas) Sasaka Nusantara Nusa Tenggara Barat akan melaporkan oknum Kepala…

1 hari ago

Biadab! Pembunuhan dan Mutilasi di Ngawi, Kepala Korban Ditemukan di Trenggalek

Pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap Uswatun Khasanah di Ngawi telah berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian.…

4 hari ago

Kades di Lombok Tengah Terseret Isu Pemotongan Dana Desa Sejak 2019

Lombok Tengah, NTB - Seorang Kepala Desa (Kades) di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, diduga…

5 hari ago

Ibu Rumah Tangga Keluhkan Tingginya Harga Eceran Gas Elpiji Tiga Kilo Gram Di Tingkat Pengecer

Luwu Utara, LP KPK - Sejumlah ibu rumah tangga di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, mengeluhkan…

6 hari ago

Dana Pemeliharaan Gedung RSUD Andi Djemma Masamba Dan Biaya Fasilitas Sangat Terbatas

LP KPK Luwu Utara- Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Djemma Masamba, Kabupaten Luwu…

7 hari ago