lpkpkntb – Seorang suporter Arema bernama Yohanes ini merekam momen saat dirinya memohon kepada polisi agar tidak
menggunakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan karena banyak anak-anak di tribun.
Tapi apa yang terjadi, dia malah dibentak dan dipukul.”Salah satu nawak saya, turun kelapangan baik2 berbicara tentang jangan gunakan gas air mata di tribun karena ada anak kecil yang
terkena imbas, lalu apa yang dia dapatkan?
Bentakan, pukulan untuk keluar lapangan!” tulis iqbal adilah pada Senin (3/10/2022).
Jadi, siapa yang harus bertanggung jawab atas kerusuhan ini?
Sementara Menko Polhukam Mahfud Md menyampaikan alasan polisi menggunakan gas air mata ke arah penonton di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur. Mahfud menyebut penggunaan gas air mata untuk memukul mundur suporter karena ada yang nekat ke lapangan hingga mengejar pemain.
Diketahui, gas air mata tidak boleh digunakan untuk meredam massa di dalam pertandingan sepak bola seperti diatur dalam ketentuan FIFA pada Bab III dan Pasal 19 soal Steward di pinggir lapangan.
Menurut Mahfud, penggunaan gas air mata pada pertandingan tersebut semata-mata karena penonton mengejar pemain sepakbola.
Mahfud mengatakan sekitar 2.000 orang turun untuk mengejar para pemain baik dari Arema FC maupun Persebaya.
Oleh sebab itu, polisi menembakkan gas air mata agar situasi kembali kondusif.
dalam peristiwa ini, sesungguhnya di balik ini ada apa,” ujarnya.
Di sisi lain, Mahfud mengatakan biaya yang dibutuhkan untuk perawatan korban dan kebutuhan lainnya akan ditanggung oleh pemerintah daerah Malang.