“Hingga akhirnya kerajaan Mataram dihancurkan oleh Trunojoyo bersama para pasukan dari Bugis dan bangsawan Mataram yang membelot tapi Amangkurat I berhasil lolos dari kejaran,” ucap narator.
Namun meski Amangkurat I dipercayai membunuh ulama, pernyataan berbeda datang dari Gusti Im keturunan Pakubuwono 12, raja Keraton Solo. Ia mengatakan peristiwa Amangkurat I menghabisi ulama itu tidak benar.
“Kalau menurut pemahaman saya mungkin ada ajaran yang itu tidak sesuai dengan kaidah Islam itu sendiri. Karena kita kan apa kerajaan Islam Jadi menyimpang akhirnya ajaran itu dimusnahkan,” ucapnya.
Seolah dibuktikan kebenarannya, sejak Amangkurat I jenazahnya tidak pernah membusuk bahkan kuku dan rambutnya semakin memanjang seperti layaknya masih hidup.
“Gusti Allah menunjukkan kebenaran jasad beliau dengan pakaian Raja masih utuh berbau harum. Konon dulu jenazahnya tidak ditutup batu nisan tapi hanya ditutup dengan kaca saja. Jadi setiap tahun dari Keraton Solo datang dan melakukan pemotongan rambut dan kuku,” ucapnya.
“Pada tahun 1960-an atas pertimbangan dari Keraton Kasunan Surakarta serta para tokoh agama, akhirnya mereka sepakat untuk menutup secara permanen makam Amangkurat dengan batu nisan,” jelasnya.
Berikut Biografi Amangkurat I Dari Berbagai Sumber
Amangkurat I adalah anak Sultan Agung dari Permaisuri kedua yang bernama Raden Ayu Wetan. Amangkurat I lahir pada tahun 1619 M dengan nama Raden Mas Sayidin. Pada tahun 1646 M Raden Mas Sayidin dinobatkan menjadi raja Kerajaan Mataram dan bergelar Susuhunan Amangkurat Senopati ing Alaga Ngabdur Rahman Sayidin Panatagama atau yang lebih dikenal dengan nama Amangkurat I. Ia memerintah Kerajaan Mataram Islam sampai tahun 1677 M.
Sistem kekeluargaan Amangkurat I memiliki kesamaan dengan ayahnya. Keluarga Amangkurat I terdiri dari 2 istri dan 2 anak laki-laki. Amangkurat I memberikan gelar Ratu Wetan dan Ratu Kulon. Ratu Wetan melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Raden Mas Drajat. Sedangkan, Ratu Kulon melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Raden Mas Rahmat. **