Lpkpkntb.com- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mondar-mandir menyatakan bahwa akan menghentikan ekspor raw material atau mineral mentah ke luar negeri. Jokowi menginginkan, ekspor Indonesia harus memiliki nilai tambah melalui proses hilirisasi di dalam negeri.
Nah di tahun depan, satu diantara yang ekspornya harus disetop adalah mineral mentah bauksit. ‘harta karun’ bauksit milik Indonesia ini menjadi yan terbesar ke-6 di dunia setelah Guinea, Australia, Vietnam, Brasil, dan Jamaika.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat jumlah cadangan bauksit di Indonesia mencapai 3,2 miliar, dengan jumlah produksi pada tahun 2021 mencapai 25,8 juta ton. Saat ini mayoritas yakni 90% atau 23,2 juta ton, sementara untuk di dalam negeri baru bisa dinikmati 2,6 juta ton.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif menyatakan, minimnya penyerapan bauksit di dalam negeri ini tak terlepas dari masih terbatasnya jumlah pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit menjadi alumina.
Dia mengatakan, sampai dengan Oktober 2022, ketersediaan smelter bauksit di dalam negeri baru terdapat empat smelter.
Adapun kapasitas maksimal dari keempat smelter ini mencapai 10,5 juta ton. “Rencana 2023 terdapat penambahan delapan fasilitas pemurnian bauksit dengan total kapasitas input kurang lebih 27 juta ton,” ucapnya.