NTB- Situasi politik di Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki karakteristik yang unik, dipengaruhi oleh dinamika lokal, nasional, dan internasional. Beberapa poin utama yang bisa menjadi dasar opini mengenai politik di NTB adalah sebagai berikut:
Politik di NTB masih sangat dipengaruhi oleh figur-figur elite lokal yang memiliki basis massa kuat dan jaringan politik yang luas. Beberapa keluarga politik mendominasi panggung politik, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Pengaruh keluarga ini, meskipun memberikan stabilitas politik, juga bisa menimbulkan stagnasi jika tidak diimbangi dengan regenerasi politik yang sehat.
BACA:Survei PRC Memberikan Hasil Elektabilitas Paslon pada Pilkada NTB, Zul-Uhel 22,5 Persen
Sebagai provinsi yang mengandalkan sektor pariwisata, pertanian, dan kelautan, NTB menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan kesejahteraan. Investasi besar seperti di kawasan Mandalika menjadi sorotan, dan isu-isu terkait kesejahteraan masyarakat lokal sering menjadi bahan kampanye politik. Pola pembangunan yang dianggap pro-investor namun kurang memperhatikan kepentingan masyarakat lokal bisa menjadi isu yang potensial dimainkan oleh oposisi.
Agama, terutama Islam, memainkan peran penting dalam politik NTB. Banyak politisi memanfaatkan simbol-simbol agama untuk membangun kedekatan dengan pemilih. Namun, penggunaan politik identitas ini perlu dijaga agar tidak memecah belah masyarakat. Isu-isu keagamaan sering kali menjadi bahan kampanye yang sensitif, apalagi jika menyentuh pada interpretasi syariat atau kebijakan yang berkaitan dengan kehidupan sosial.
Salah satu isu utama yang terus menjadi perhatian di NTB adalah pendidikan dan kesehatan. Pemerintah daerah perlu memastikan bahwa anggaran yang dialokasikan benar-benar sampai kepada masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, kritik terhadap implementasi program sosial seperti JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dan akses pendidikan di daerah terpencil terus muncul, dan ini menjadi ladang subur bagi lawan politik untuk mencari celah.
Di sisi lain, ada gerakan dari generasi muda NTB yang semakin vokal dalam menyuarakan aspirasi mereka. Generasi milenial dan Gen Z memiliki potensi besar untuk mempengaruhi arah politik ke depan, terutama dengan penggunaan media sosial sebagai alat kampanye dan advokasi. Mereka cenderung lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah dan menuntut transparansi serta partisipasi yang lebih luas dalam pengambilan keputusan politik.
Secara keseluruhan, dinamika politik di NTB dipengaruhi oleh percampuran antara tradisi politik lama dan dorongan untuk perubahan dari generasi muda. Jika elite politik tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan tuntutan masyarakat, maka mereka berisiko kehilangan dukungan. Politik yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat, pengelolaan sumber daya yang adil, dan akuntabilitas adalah kunci untuk menjaga stabilitas dan kemajuan NTB ke depan.
Page: 1 2
Memasuki semester II tahun akademik 2024/2025, harapan para pelamar Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) jenjang S3…
Sekretaris Daerah (Sekda) Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Gita Ariadi, membantah tuduhan keterlibatannya dalam dugaan…
Bantuan Chromebook bagian dari program distribusi perangkat laptop berbasis sistem operasi Chrome OS kepada siswa…
Desa Hasanah, Mappedeceng, Luwu Utara -Pada hari Jumat, 17 Januari 2025, Desa Hasanah menggelar Musyawarah…
Mataram – Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat (Kejati NTB) memeriksa sejumlah pejabat Pemerintah Daerah terkait…
Dalam rangkaian kegiatan roadshow UNU LiterAction!, Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat (UNU NTB) menggelar…