Amalan Apa yang Dikatakan Mbah Kholil
Saat malam hari kira-kira jam 12 dinihari, Mbah Hasyim melaksanakan apa yang gurunya ucapkan. Ia membaca sholawat Nariyah sebanyak-banyaknya hingga akhirnya tertidur menjelang Subuh.
Dalam tidur sekejapnya, ia bermimpi bertemu Imam al-Bukhari dan mengajarkan kepadanya hadis shahih selama 40 tahun lamanya, lalu ia terbangun serta terkejut tidak percaya atas mimpinya itu.
Hal ajaib terjadi lagi di malam kedua. Ia bermimpi bertemu Imam as-Syafi’i dan mengajarkan kepadanya kitab-kitab Fiqih dari berbagai madzhab yaitu Imam as-Syafi’i, Hanafi Maliki, dan Hanbali selama 40 tahun lamanya.
Pada malam ketiga, Mbah Hasyim bermimpi bertemu dengan Imam al-Ghazali dan Junayd al-Baghdady yang mengajarkan kitab-kitab tasawuf selama 40 tahun. Mimpi-mimpi tersebut membuat ia bertanya-tanya, apa makna di balik mimpi itu.
Keesokan harinya Mbah Hasyim hendak bertanya kepada Mbah Kholil, namun tak ada waktu sebab harus segera berangkat ke rumah calon mertua untuk melangsungkan akad nikah.
Keduanya pun berangkat ke rumah kiai calon mertua Mbah Hasyim. Selama perjalanan menuju lokasi tak ada sepatah katapun yang terucap keluar dari Mbah Kholil. Barulah setelah akad dan hendak pulang Mbah Kholil berbicara.
“Hasyim Jangan nyelewang-nyeleweng ya! Ibadah ikut yang dicontohkan nabi melalui ulamanya dan ikutilah ulamanya Allah agar selamat, Allah pasti bersamamu,” kata Mbah Kholil kepada muridnya.
“Jangan ragu dengan Hasyim dia sudah ngaji 120 tahun lamanya,” ucap Mbah Kholil kepada mertua Mbah Hasyim.
Mbah Hasyim dan mertuanya tidak paham dan kebingungan dengan perkataan Mbah Kholil. Secara umur, Mbah Hasyim belum sampai 50 tahun, tapi dawuh Mbah Kholil muridnya itu telah mengaji 120 tahun lamanya.
Keajaiban Karomah
Esoknya, kiai tersebut menguji Mbah Hasyim dengan meminta membaca dua kitab tafsir dan hadis. Ia ingin membuktikan sealim apakah menantunya yang dijagokan Mbah Kholil.
Keajaiban pun mulai tampak. Mbah Hasyim membaca kitab tersebut dengan fasih dan hafal di luar kepala. Pembahasannya pun seperti seorang guru yang memiliki segudang ilmu.
Dengan kejadian ini para ustadz dan santri senior takjub, padahal awalnya tidak yakin dengan kemampuannya. Begitu pun mertuanya yang senang melihat kemampuan menantunya.
Sejak hari itu, Mbah Hasyim dipercaya untuk mulang semua kitab klasik dari berbagai cabang ilmu tradisional Islam. Kemudian di depan namanya tersematlah satu kata baru: Kiai Hasyim Asy’ari.
Itulah kisah karomah Mbah Kholil Bangkalan yang diterima Mbah Hasyim Asy’ari. Tentunya masih banyak karomah lain yang disaksikan para santrinya.
Kisah karomah Mbah Kholil ini disarikan dari laman Laduni.id dan dikisahkan oleh Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH Ade Fatahillah yang dimuat di NU Online Jabar. Wallahu a’lam.
Sumber Artikel: Liputan6.com.