Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite belakangan dianggap boros. Keluhan ini justru muncul pasca pemerintah menaikkan harga jual bahan bakar dengan kadar oktan atau RON 90 tersebut menjadi Rp10.000 per liter.
Salah seorang warga, Kevin merasa janggal dengan Pertamina. Dia menduga ada upaya paksa dilakukan perusahaan pelat merah itu agar beralih ke Pertamax (RON 92).
“Ini betul, saya juga biasa full tank dapet 250 km sekarang 180 km sudah berkedip. Semacam ada kesengajaan menurunkan kualitas Pertalite agar orang terpaksa kembali ke Pertamax, soalnya semenjak kenaikan BBM penjualan Pertamax tidak sesuai target,” kata pemilik akun @Jakc_sparwo dikutip dari laman Twitter.
Sementara itu, pemilik akun @pnrllyh bahkan memutuskan untuk beralih menggunakan bahan bakar Pertamax. Meski terbilang mahal, namun bahan bakar tersebut dinilai lebih irit ketimbang Pertalite.
“Tadinya aku pengguna Pertalite gara-gara antriannya panjang jadi pindah ke Pertamax. Ini diisi 30 ribu cuman 3 strip doang. Eh Alhamdulillah taunya awet bisa nyampe 5 harian bolak balik kerja,” kata @pnrllyh.
Terkait hal itu, PT Pertamina (Persero) mengklaim kualitas bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite (RON 90) tidak berubah. Pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang standar dan mutu (spesifikasi) bahan bakar minyak jenis bensin 90 yang dipasarkan di dalam negeri.
“Batasan dalam spesifikasi Dirjen Migas yang menunjukkan tingkat penguapan pada suhu kamar di antaranya adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP). Saat ini hasil uji RVP dari Pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diizinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (Kilopascal),” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting.
Page: 1 2
BMKG menyatakan wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) siaga bencana hidrometeorologi. BMKG Stasiun Klimatologi NTB menyebut…
Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…
Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…
Polresta Mataram berhasil melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap seorang pejabat penting di Dinas Pendidikan…
Lalu Ibnu Hajar Ketua Umum DPP Ormas Sasaka Nusantara NTB Investigasi Proyek Pembangunan Jembatan Penghubung…
Berita mengenai "Gunung Emas" di Arab Saudi telah menarik perhatian banyak orang, terutama yang mengaitkannya…