“Inikan momentumnya Hari Anak Nasional (HAN) jadi anaklah yang sepatutnya dijadikan sebagai objek utama, bukan saja dalam pelaksanaan tapi juga penyambutan. Anak Papua yang dikedepankan,” tulisnya.
Netizen lain juga ikut memberikan kritik. “Ini pestanya anak-anak jadi seharusnya dorang yang nikmati manfaat, miris ya,” tulis Suzan. Seorang ibu rumah tangga, Desti, juga mengungkapkan pendapatnya, “Boh ini di Papua ka? Panitia bagaimana ini, perempuan Papua sudah habis ka, sampai tidak satupun yang berdiri disitu.”
Pria asal Papua Barat, Saleh, menambahkan, “Hal begini sering berulang dan selanjutnya apa? Apakah hanya bilang miris, sedih dan bingung kemudian dilupakan. Cuma sampai situ saja?” Saleh mengkritisi agar kejadian serupa tidak perlu terjadi lagi. Menurutnya, protokoler pusat tetap harus berkoordinasi bagaimana baiknya, sebab di wilayah seperti Papua, unsur dan penghargaan terhadap adat dan kedaerahan masih kental.
Warganet lainnya, Arul, mempertanyakan lokasi penjemputan yang sepertinya bukan di Papua.
“Ini dimana ya? Kayak bukan di Papua,” singkatnya. Sindiran lainnya datang dari Primus, alumni salah satu kampus swasta di Jayapura. “Cenderawasih habis jadi biar sudah,” tutup Primus.(*)