Lpkpkntb.com- Bakal calon presiden (capres) 2024 dari Partai NasDem, Anies Baswedan, disorot atas pernyataannya terkait ‘pakai baju batik adalah pelanggaran’ lewat potongan video yang diunggah akun Twitter Nugarislucu. Partai NasDem mengatakan tidak ada yang salah dengan pernyataan Anies Baswedan.
“Apa yang salah dengan pernyataan Anies itu? Kan pernyataan itu tidak berdiri di ujung bahwa orang pakai baju batik itu salah, tapi dia bicara tentang sejarah batik itu sendiri,” kata Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, ketika dihubungi, Sabtu (17/12/2022).
Ali lalu menjelaskan pernyataan Anies soal batik. Dia menyebut Anies sebetulnya mencoba menjelaskan terkait kebiasaan orang memakai batik di tahun 50-an atau 60-an.
“Awalnya batik itu memang dalam sejarahnya dipakai sebagai sarung, perempuan pakai sarung bawahannya batik, atas kebaya, kemudian dalam tahun 50-an 60-an terjadi perubahan pakai itu kan, ada yang mulai menggunakan batik di atas aja, ketika orang pertama lihat itu orang pasti kaget kan, ini apa ini, ya kan? Nah terus lama-kelamaan ini jadi tradisi, terobosan, ini satu bentuk terobosan dalam tradisi itu,” jelas Ali.
Ali menyebut orang zaman dulu berpedoman pemakaian batik itu selalu di bawah, sedangkan atasannya kebaya atau pakaian lainnya. Itu, kata dia, yang dimaksud pergeseran pakem oleh Anies Baswedan
“Kemudian ketika orang memakai batik di atas, itu menabrak pakem itu kan. Itu zaman dulu dulu, kemudian pergeseran seakrang bahwa terjadi pergeseran itu, dan sekarang jadi tradisi. Itu hal yang terjadi di zaman itu, jadi apa yang dinyatakan Anies itu nggak ada yang salah,” ucapnya.
Anggota Komisi III DPR ini menyebut pernyataan Anies terkesan menjadi salah karena ada pihak yang memotong pernyataan tersebut. Dia menyebut ada yang sengaja melakukan pemotongan pernyataan itu.
“Menjadi salah karena dipotong di ujung, bahwa orang mengatakan ‘kain batik itu pelanggaran’ itu salah, itu jadi masalah kan, cuma kalau kemudian tidak dipotong itu tidak jadi berita, ya kan? Kalau kemudian sengaja dipotong supaya jadi berita,” ujar dia.
“NasDem melihat ini satu kesatuan, jadi kalau mendapat makna dari pernyataan Anies itu tidak boleh kita potong atau nonton di ujung, kita nonton dari awal sampai akhir baru kita dapatkan apa maksudnya kan, perubahan itu terjadi dari zaman dulu ke zaman sekarang, jadi perubahan itu keniscayaan,” lanjut dia.
Dia melihat Anies juga memandang perubahan pakem itu hal yang positif. Hanya saja, dia menyebut jika perubahan itu direspons oleh orang di tahun 40-an hingga 60-an, maka itu menjadi salah.
“Oh iya dong (perubahan pakem positif), cuma ketika ada transisi itu, ketika di tahun 40-an, 50-an orang bisa anggap salah itu, pakai baju batik di atas itu salah, menabrak pakem, saat itu. Tapi dalam pergeserannya perubahan itu menjadi hal yang biasa diterima, artinya perubahan itu pada akhirnya menunjukkan identitas kan, nah ada hal yang berubah, nggak ada yang salah. Cuma yang jadi masalah ini yang bicara Anies, coba kalau yang lain bicara, tidak masalah itu,” tuturnya.
Page: 1 2
Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…
Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…
Polresta Mataram berhasil melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap seorang pejabat penting di Dinas Pendidikan…
Lalu Ibnu Hajar Ketua Umum DPP Ormas Sasaka Nusantara NTB Investigasi Proyek Pembangunan Jembatan Penghubung…
Berita mengenai "Gunung Emas" di Arab Saudi telah menarik perhatian banyak orang, terutama yang mengaitkannya…
Terkait dugaan jual beli proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) yang muncul tuntutan dari sejumlah pihak…