Nusa Tenggara Barat Akan Memiliki Jembatan Terpanjang, Inilah 5 Daftar Jembatan Terpanjang di Indonesia

lpkpkntb.com – Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat diperkirakan akan mengeluarkan dana sebesar Rp20 triliun untuk proyek jembatan diatas laut.

Sebagian besar dari anggaran tersebut, yaitu sekitar Rp16,5 triliun, akan dialokasikan untuk konstruksi jembatan.

Biaya sebesar itu menunjukkan bahwa pembangunan jembatan ini membutuhkan dana sekitar Rp1 triliun per kilometer hanya untuk konstruksinya saja.

Sementara itu, sisanya akan digunakan untuk melengkapi fasilitas penunjang dan aksesoris jembatan.

Pemerintah provinsi memperkirakan bahwa biaya sebesar Rp20 triliun tersebut akan dapat kembali dalam waktu 20 tahun berdasarkan perhitungan yang dilakukan.

Oleh karena itu, Pemprov NTB akan mencari investor untuk memenuhi anggaran tersebut, mengingat mustahil untuk memanfaatkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) secara penuh.

Sebuah kajian pre-feasibility studi yang dilakukan oleh Korindo Group menyatakan bahwa jembatan terpanjang di NTB ini layak secara teknis.

Namun, langkah selanjutnya adalah melakukan feasibility study (FS) atau studi kelayakan, yang salah satunya akan menguji kelayakan ekonomi dari adanya jembatan ini.

Melansir laman Btv. Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB Ridwansyah, ada sejumlah aspek dalam studi kelayakan sehingga jembatan penghubung Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa perlu di bangun.

Di antaranya, jika jembatan terbangun maka akan memperpendek jarak tempuh sehingga secara ekonomi lebih menguntungkan.

Selain itu, interaksi antara kedua pulau, baik secara ekonomi dan sosial akan menjadi lebih meningkat.

Sebab, selama ini kegiatan orang lebih menumpuk di Lombok daripada Sumbawa.

“Selama ini wisatawan yang ke Pulau Sumbawa tidak ada, karena memang infratsrukturnya tidak memadai, sehingga orang malas datang.

Tetapi, kalau jembatan ini jadi 15 menit kita sudah sampai. Seperti kita dari Ampenen ke Bertais lah kalau itu jadi,” terangnya.

Meski demikian, mantan Kepala Dinas Perhubungan NTB itu, belum bisa memastikan berapa nilai investasi jika jembatan tersebut di bangun.

“Karena ini investasi besar, kita belum tahu berapa biayanya.

Tergantung dari hasil studi kelayakan.

Tapi jika ada jembatan ini maka daya ungkitnya luar biasa,” katanya. Budi Suyanto

Ia menjelaskan, saat ini rencana pembangunan jembatan itu, sudah masuk tahap studi kelayakan atau feasibility study. Yang mana studi kelayakannya sudah dimulai sejak bulan April 2018 dan baru diperkirakan selesai pada Oktober ini.

“Bila nanti hasil studi kelayakan memutuskan bahwa di mungkinkan membangun jembatan, kita akan berikan rekomendasi serta izin bagi perusahaan untuk membangun,” jelasnya.

Selanjutnya, Ridwansyah mengatakan, pembangunan jembatan ini direncanakan akan terbentang sepanjang 20 kilometer atau 20.000 meter di atas air laut melewati Selat Alas.

“Kalau jembatan ini jadi, maka waktu tempuh antara Lombok dan Sumbawa menjadi lebih pendek,” ucap Ridwansyah.

Untuk rencana pembangunan sendiri, kata Ridwansyah, Pemkab Sumbawa Barat menggandeng investor asal Korea Selatan (Korsel). Namun, Ridwansyah belum bisa menyebutkan investor asal Korsel tersebut.

Merangkum berbagai sumber, berikut 5 jembatan terpanjang di Indonesia, Selasa (14/2/2023):

1. Jembatan Suramadu

Ground Breaking pembangunan jembatan ini dilakukan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003. Kemudian dilanjutkan pembangunan hingga peresmian di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009.

Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini mencapai Rp 4,5 triliun. Jembatan yang kini berganti nama resmi Jalan Tol Surabaya–Madura merupakan jembatan sekaligus jalan tol yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan, tepatnya timur Kamal), Indonesia.

Dengan panjang 5.438 m, jembatan Suramadu merupakan jembatan terpanjang di Indonesia untuk saat ini. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang, jembatan penghubung, dan jembatan utama.

2. Jembatan Pasupati

Dikenal sebagai Jalan Layang Pasupati, jembatan ini telah bisa dipakai lalu lalang masyarakat sejak tahun 2005. Namanya merupakan gabungan dari 2 nama jalan yakni Pasteur dan Surapati.

Melansir laman bandung.go.id, selain menjadi ikon Kota Bandung, Jembatan Pasupati juga menjadi jembatan terpanjang ke-2 di Indonesia setelah Jembatan Suramadu yang berada di Kota Madura.

Jembatan Pasupati memiliki panjang sekitar 2,8 kilometer dan lebar sekitar 21,53 meter. Keunikan dari Jembatan Pasupati terletak pada bagian tengahnya, yaitu terdapat satu tiang yang cukup tinggi dan ditopang dengan 19 cable stayed.

Selain itu, jembatan ini juga menggunakan teknologi Look Up Device (LUD). Teknologi ini merupakan perangkat khusus tahan gempa buatan Prancis. Jembatan Pasupati adalah jembatan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi LUD sehingga menjadikannya sebagai jembatan tahan gempa pertama di Indonesia.

3. Jembatan Siak

Adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meresmikan Jembatan Siak Tengku Agung Sultanah Latifah di Desa Tanjung Agung, Siak Sri Indrapura, Riau pada 11 Agustus 2007. Jembatan ini dibangun menghabiskan biaya Rp 274 miliar.

Melansir laman Pu.go.id, jembatan ini memiliki panjang 961,5 meter dan lebar lantai jembatan 16,95 meter. Jembatan yang dirancang bisa berumur sampai lebih dari 100 tahun tersebut, terbentang di atas sungai sepanjang 300 M, dan mampu menanggung beban sebanyak 28 ton.

Jembatan ini memiliki dua menara dengan ketinggian kurang lebih 80 M dengan ukuran 10×5 M, yang digunakan untuk diorama teater dan rumah makan.

4. Jembatan Merah Putih

Jembatan Merah Putih adalah Jembatan kabel pancang yang terletak di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Indonesia. Jembatan ini membentangi Teluk Dalam Pulau Ambon, yang menghubungkan Desa Rumah Tiga (Poka) di Kecamatan Sirimau pada sisi utara, dan Desa Hative Kecil/Galala di Kecamatan Teluk Ambon pada sisi selatan.

Melansir laman PU.go.id, mehyebutkan jembatan Merah Putih Dibangun sejak 17 Juli 2011, Jembatan Merah Putih menelan dana Rp 779,2 miliar. Jembatan ini diresmikan  Presiden RI Joko Widodo pada 4 April 2016.

Panjang jembatan secara teknis mencapai 1.140 meter, yang terbagi ke dalam tiga bagian. Ketiganya yaitu, Jembatan Pendekat di sisi Desa Poka (sisi utara) sepanjang 520 meter, Jembatan Pendekat di sisi Desa Galala (sisi selatan) sepanjang 320 meter, dan Jembatan Utama sepanjang 300 meter.

Jembatan Utama ini merupakan tipe jembatan khusus dengan sistem beruji kabel atau cable stayed, dengan jarak antar pilon sepanjang 150 meter.

Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia Timur, menjadi bagian dari keseluruhan tata ruang Kota Ambon,dan menjadi ikon kota Ambon.

5. Jembatan Ampera

Nama Jembatan Ampera mungkin sudah tidak asing lagi. Infrastruktur yang terletak di tengah-tengah Kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.

Jembatan yang telah menjadi lambang kota Palembang dibangun pada 1962 dengan biaya pembangunan yang diambil dari perampasan perang Jepang.

Awalnya, melansir palembang.go.id, menyebutkan jika jembatan ini diberi nama Jembatan Soekarno, presiden Indonesia saat itu. Pemberian nama tersebut dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada jasa presiden Soekarno.

Namun, presiden Soekarno kurang berkenan karena tidak ingin menimbulkan tendensi individu tertentu. Dari alasan tersebut nama jembatan kemudian disamakan dengan slogan bangsa Indonesia pada tahun 1960 yaitu Amanat Penderitaan Rakyat atau disingkat Ampera.

Jembatan Ampera dibangun dengan panjang 1,117 meter dan lebar 22 meter. Sementara tinggi jembatan Ampera adalah 11,5 di atas permukaan air, sedangkan tinggi menara mencapai 63 m dari tanah. Antar menara memiliki jarak sekitar 75 meter dan berat jembatan berkisar 944 ton. **