Ngeri! Tasrif Katakan PPK Tidak Merekayasa Laporan Mencairkan Uang Proyek dari DAK Dikbud NTB Baca Selengkapnya

lpkpkntb.com. Kota Bima – Inilah Pelaksanaan pembangunan gedung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se NTB yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) bidang pendidikan sampai pertengahan Desember 2022 berdasarkan hasil pantauan disejumlah lokasi belum menunjukkan tanda-tanda pekerjaan selesai sebagaimana yang disepakati dalam kontrak kerja. di kutip Bidiknews. Sabtu 17/12/22.

Merilis Dibeberapa lokasi banguan gedung SMK tersebut terlihat masih terbengkalai, dan bahkan  terkesan di kebut bila mengacu pada waktu yang di tentukan sehingga potensi rusaknya mutu bangunan diragukan.

Hasil pantauan anggota Lembaga Investigasi di lapangan menemukan sejumlah bangunan gedung SMK belum menunjukkan progress yang diharapkan, bahkan belum mampu menenuhi target 30 persen.

Salah satunya SMK 3 Kota Bima sampai saat ini pekerjaannya dinilai masih memprihatinkan. Keseriusan pihak pelaksana pun dipertanyakan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak dan jadwal waktu yang disepakati. Disisi lain bangunan gedung sekolah itu juga tidak memperlihatkan papan informasi proyek.

Hal tersebut diungkapkan Anggota Badan Pimpinan Pusat Lembaga Investigasi, Tasrif, kepada media ini usai melaksanaakan monitoring dan pemantauan di sejumlah Proyek pembangunan gedung SMK di beberapa lokasi di Provinsi NTB.

Pantauan dan monitoring yang dilakukan Tasrif dan sejumlah lembaga lain sebagai bentuk partisipasi masyarakat atas perintiah undang-undang tentang peran serta masyarakat sekaligus sebagai bentuk kemitraan antara masyarakat dan pemerintah.

Dikatakannya, sejumlah proyek bangunan gedung SMK di Kota Bima dan Dompu yang di datanginya masih belum memperlihatkan tanda-tanda untuk selesai, sementara 31 desember 2022 sebagai batas akhir jadwal kegiatan proyek tinggal menghitung hari.

Melihat kenyataan kondisi dilapangan ini Tasrif dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat mengingatkan agar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tidak “bermain main-main” dalam membuat laporan progress pekerjaan. Selain itu PPK agar tidak  merekayasa laporan hanya untuk mencairkan uang proyek yang pada gilirannya terjadi “kebocoran” uang Negara.

Tasrif juga menduga bahwa proyek pembangunan gedung SMK yang bersumber dari dana DAK ini tanpa ada pengawasan ketat atau tidak di pantau secara serius. Hal ini terbukti dilapangan progress pekerjaan kondisinya masih “terbengkalai”.