Kemudian, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan dalam menjalankan aksinya pelaku dibantu oleh BS. BS bertugas mempromosikan pelaku yang disebut bisa menggandakan uang melalui Facebook. dikutip dari laman detikjateng.
“Jadi pelaku ini memiliki tangan kanan yakni BS yang bertugas mengunggah di Facebook. Dalam unggahannya ini BS menyebut jika pelaku ini orang pintar yang bisa menggandakan uang,” kata Hendri.
Usai membuat postingan, BS kemudian membuat jadwal untuk mempertemukan korban dengan dukun pengganda uang tersebut. Termasuk korban PO yang ditemukan tewas.
Lantaran uang yang dijanjikan oleh dukun pengganda uang tersebut tidak kunjung ada, korban kembali datang untuk menagih.
Mbah Slamet mengaku sampai lupa nama korban-korbannya. Sembilan korban di antaranya tinggal rangka.
Demi menggali identitas para korban lain, Hendri telah menginterogasi Slamet Tohari alias Mbah Slamet.
“Dari tersangka belum bisa mengingat nama-nama korban. Tetapi kalau asalnya (korban) mana saja masih ingat. Yakni ada yang dari Tasikmalaya, Palembang, Jogja dan Jakarta. Untuk Tasikmalaya ada dua korban,” ungkap Hendri.
Jenazah 10 korban Mbah Slamet itu sudah diautopsi. Namun, Hendri mengaku belum menerima hasil dari autopsi tersebut.