MUI: Awal Ramadan 2025 Berpotensi Berbeda, Idul Fitri Diprediksi Serentak

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengindikasikan potensi perbedaan dalam penetapan awal puasa Ramadan 2025 antara pemerintah dan Muhammadiyah.

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, menjelaskan bahwa perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan metode penentuan awal Ramadan.

Menurut kriteria Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), tinggi hilal di Indonesia pada akhir Syaban hanya memenuhi syarat di Aceh, sementara di Jawa Timur dan wilayah timur lainnya lebih sulit untuk memenuhi kriteria tersebut.

Namun, MUI memperkirakan bahwa perayaan Idul Fitri 2025 akan dilaksanakan secara serentak. Pada akhir Ramadan, ijtimak terjadi pada 29 Maret 2025 pukul 10.02 WIB, dengan tinggi hilal saat Maghrib di Jakarta mencapai 1° 28′ dan elongasi 6,5 derajat.

Meskipun tinggi hilal belum memenuhi kriteria MABIMS, elongasinya sudah terpenuhi, sehingga kemungkinan besar awal Syawal akan disepakati bersama oleh berbagai organisasi masyarakat Islam.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menyimak pernyataan Ketua MUI, KH Cholil Nafis, dalam video berikut: