Meski demikian, pihaknya sebetulnya menyayangkan sikap Mori Hanafi selama ini, karena tidak pernah mau mengakui atau pun menyatakan secara tegas dan terbuka mundur dari Partai Gerindra.
“Mestinya sudah sadar diri dan mestinya keluar dengan baik-baik. Karena secara etika tidak bagus. Jangan katakan masih sebagai kader tapi nyambi dengan partai lain,” katanya.
Disinggung apakah tidak khawatir bila Mori Hanafi melayangkan gugatan atas keputusan partai tersebut. Ali menegaskan pihaknya tidak khawatir dan mempersilahkan jika itu benar terjadi.
Namun sebelum itu dilakukan dirinya, meminta Mori Hanafi mengembalikan lagi kepada etika politik.
“Soal gugatan kita tidak tahu tapi kita siap menghadapi kalau ada itu. Tapi sebagai teman kami menyayangkan bila itu terjadi.
Mestinya mundur saja, tidak membiarkan kondisi seperti ini. Di tempat lain dia bilang kader partai ini, tapi tidak mundur dari Gerindra. Kalau begini kita jadi bertanya sebagai orang yang katanya senior di partai,” katanya.
Kemudian, terkait pengganti Mori Hanafi sebagai anggota DPRD NTB dari daerah pemilihan (Dapil) Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu sudah diputuskan Ali Jaharuddin.
“Kita minta ini di kawal dengan sesingkat-singkatnya. Karena kita tidak ingin ada kekosongan terlalu lama di DPRD NTB,” imbuhnya.
Sementara itu, H Mori Hanafi yang dikonfirmasi mengaku sedang berada di Jakarta dan belum mengetahui adanya keputusan Partai Gerindra yang telah mencabut keanggotaannya dari Partai dan telah mengeluarkan surat PAW atas dirinya.
“Maaf saya lagi di Jakarta. Kalau soal itu saya belum tahu persis informasinya,” jelasnya yang di kutip melalui Talikanews.