“Sudah lebih dari Rp1,5 juta yang saya keluarkan hanya untuk persyaratan administrasi. Itu belum termasuk pelamar yang harus membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) di universitas tujuan mereka, yang bisa berkali lipat lebih tinggi,” ungkap salah satu pelamar yang tidak lolos seleksi.
Mereka menyayangkan adanya penurunan kuota yang begitu drastis tanpa adanya informasi yang memadai sebelumnya, sehingga banyak peserta merasa dirugikan secara finansial dan waktu. Pelamar berharap pihak penyelenggara beasiswa dapat memberikan penjelasan lebih lanjut dan mempertimbangkan solusi yang adil bagi mereka yang terdampak oleh kebijakan ini.