Lauhul Mahfudz berasal dari bahasa Arab, yakni lauh yang bisa bermakna ‘lembaran’, ‘alas lebar yang terbuat dari papan kayu’, atau ‘tulang lebar yang dapat ditulisi’ dan mahfudz yang berarti ‘terjaga’. Maka, secara harfiah, Lauhul Mahfudz diartikan sebagai lembaran (kitab) yang keberadaan dan kandungannya terjaga.
Kitab yang satu ini sudah diciptakan Allah bahkan jauh sebelum penciptaan manusia. Dalam sebuah hadis, disebutkan bahwa, “Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air, dan angin) adalah kalam (pena), kemudian Allah berfirman, ‘Tulislah’. Pena berkata, ‘Apa yang harus aku tulis?’ Allah berfirman, ‘Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.'” (HR. Tirmidzi no. 2155. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih).
1. Segala sesuatu sejak awal terciptanya Qalam sampai tiba hari Qiyamat telah tertulis di Lauh Mahfudz, karena sejak permulaan menciptakan Qalam Allah telah berfirman kepadanya : “Tulislah”, Dia (Qalam) bertanya : “Wahai Rabb-ku, apa yang harus aku tulis?” Allah berfirman : “Tulislah segala sesuatu yang terjadi”. Kemudian dia (Qalam) menulis segala sesuatu yang terjadi sampai hari kiamat. Juga diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
“Sesungguhnya janin yang ada dalam kandungan ibunya ketika telah melewati umur empat bulan, maka Allah mengutus Malaikat kepadanya yang meniupkan roh dan menulis rizqi, ajal, amal dan apakah dia celaka atau bahagia”.
2. Rezeki juga telah tertulis dan ditakdirkan beserta sebab-sebabnya, tidak bertambah dan tidak berkurang. Sebagian dari sebab-sebab (rezeki) adalah pekerjaan manusia untuk mencari rezeki, sebagaimana firman Allah :
“Dia (Allah) adalah Tuhan yang telah menjadikan bumi tunduk (kepadamu), maka berjalanlah dia atas pundaknya dan makanlah sebagian rezeki-Nya dan kepada-nyalah tempat kembali” [Al-Maidah/5 : 15]