lpkpkntb.com – OPINI. * Benar* pepatah yang mengatakan, kenalilah musuhmu sebaik mungkin.
Maka engkau akan mampu mengunggulinya.
Kenal saja tidak cukup, maka bertemanlah, lanjutkan bersahabat, bahkan berguru hingga engkau paham…..
Kalau kita runut kembali, siapakah Iblis atau Setan itu.
Menurut pelajaran agama yang pernah ku peroleh dulu, Iblis atau Setan adalah makhluk Tuhan yang tidak mau bersujud kepada nabi Adam ketika Tuhan berkehendak atas itu.
Mereka lalu dikutuk dan bersumpah untuk menggoda manusia agar tidak mengikuti perintah dan tuntunan dari Tuhan.
Jika memang benar seperti itu kejadiannya, maka Iblis merupakan makhluk dengan tingkat determinasi dan konsistensi yang sangat tinggi.
Terbukti sejak jaman Nabi Adam masih di surga sampai detik ini ketika manusia mengais rejeki di dunia mereka masih tetap konsisten melaksanakan janji dan sumpah yang pernah mereka ucapkan tanpa mengenal lelah.
Mereka adalah contoh yang sangat hebat jika berbicara tentang kerja keras yang tidak kenal lelah serta kerja yang terstruktur serta sistematis selama be-ribu2 tahun dengan berbagai objek manusia yang selalu datang silih berganti di dunia.
Sistem kerja mereka terbukti sangat bagus dan menghasilkan banyak sukses dengan membuat “manusia menjadi keSetanan, atau keIblisan” dan kemudian melupakan adanya sentuhan “tangan” Tuhan.
Bagiku, Iblis tidak pernah memaksa manusia ketika di dunia, yang bisa memaksa manusia di dunia adalah manusia yang lainnya.
Tidak pernah sekalipun aku tahu kalau Allah.SWT memaksa manusia untuk menyembahNya.
Ataupun iblis yang memaksa manusia untuk melakukan kejahatan, korupsi misalnya.
Iblis hanya menawarkan pilihan dan manusia kemudian mempunyai kekuasaan untuk memilih.
Jika manusia memilih untuk menerima tawaran dari Iblis, maka berdosalah dia dari sudut pandang Tuhan.
Lalu bagaimana dengan Iblisnya?
Apakah dia juga berdosa karena manjerumuskan manusia dalam dosa?
Pada konteks ini, Iblis seharusnya mendapatkan point sukses atas pekerjaanya dan statusnya sebagai Iblis yang perkerjaannya memang menggoda dan menjerumuskan manusia, dan mungkin saja dia akan mendapatkan reward dari komunitas Iblis dan mungkin juga akan naik pangkat.
Jika kemudian manusia memilih untuk tidak menerima tawaran Iblis, manusia bukannya kemudian akan lepas dari usaha dan jeratan Iblis.
Mereka akan bekerja lebih keras dan memberikan tawaran yang lebih tidak bisa ditolak dan akan begitu terus sampai manusia kemudian tersandung, terjerembab dan kemudian jatuh ke pelukan Iblis.
Lalu apa untungnya buat manusia?
Manusia akan menjadi semakin tangguh dan kuat seiring dengan godaan dan tipu daya yang dilancarkan oleh Iblis kepadanya selama dia dapat bertahan untuk tidak terjerat atasnya.
Bila selama ini Iblis selalu kita jadikan kambing hitam atas kegagalan2 dalam menempuh jalan Allah SWT, ada baiknya sekali – kali *Iblis kita jadikan kambing putih yang bersifat supporting kompleksitas percontohan hubungan mahluk dengan Khaliknya*…..
Lho………! ?
Kambing putih berarti sebuah pengorbanan, sebuah wasilah.
Sebuah pengganti diri atau pion martir.
Bisa bermakna anak tangga yang harus di-injak2 agar kita sampai pada puncak tertinggi.
Se-akan2 Iblis berkata secara tersirat kepada kita:
*”Hai manusia, pakailah kejadian pengajaranku.*
*Aku adalah perangkat Tuhan yang diciptakan sebagai tanda terbesar yang pernah ada.*
*Bila engkau tak mampu membaca tandaku, berarti engkau tak kenal ilmuku.* *Maka gagallah engkau sebagai hamba Allah SWT”.*
Iblis adalah makhluk yang dikutuk selamanya oleh Allah Subhaanahu wa ta’alaa.
Hal itu bermula dari satu peristiwa, yakni tatkala Allah memerintahkan kepadanya untuk sujud kepada Adam ‘alaihissalaam.
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali Iblis: ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”.
(Al Baqarah: 34)
Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.
Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”.
Lalu seluruh Malaikat2 itu bersujud semuanya, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang2 yang kafir.
Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku.
Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi? “.
Iblis berkata: *“Aku lebih baik daripadanya* (perhatikan kalimat sombong ini), karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”.
Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk.
(As-Shad: 71-77)
Dalam Al Baqarah: 34, Allah telah mensifati Iblis sebagai kafir, hanya karena dia tidak mau menuruti perintah untuk sujud kepada Adam ‘alaihissalaam.
Padahal, tidak seperti halnya Fir’aun, Iblis bukanlah makhluq yang mengingkari bahwa Allah merupakan Dzat yang Maha Pencipta.
Hal itu jelas terlihat dari perkataan Iblis yang disitir Allah dalam surat Shaad: 76, artinya: “Engkau (Allah) telah menciptakan aku (Iblis) dari api, dan Engkau ciptakan dia dari tanah”.
Dari peristiwa ini timbul pertanyaan: “kalau begitu apakah orang yang meninggalkan perintah Allah secara sengaja itu bisa dianggap orang kafir?”.
Maka kita harus hati2 dalam hal ini, supaya tidak melakukan pengkafiran secara sembrono.
Page: 1 2
Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…
Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…
Polresta Mataram berhasil melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap seorang pejabat penting di Dinas Pendidikan…
Lalu Ibnu Hajar Ketua Umum DPP Ormas Sasaka Nusantara NTB Investigasi Proyek Pembangunan Jembatan Penghubung…
Berita mengenai "Gunung Emas" di Arab Saudi telah menarik perhatian banyak orang, terutama yang mengaitkannya…
Terkait dugaan jual beli proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) yang muncul tuntutan dari sejumlah pihak…