lpkpkntb – Jejak Bahan Kimia di Mata Nisa dan Saguanto setelah Tragedi Kanjuruhan
SAAT tembakan gas air mata pertama masuk ke tribun selatan Stadion Kanjuruhan, Fabianca Cheendy Chairun Nisa masih bertahan. Dia hanya naik ke bagian atas bersama teman-temannya. Dia masih bisa melihat dan bernapas seperti biasa.
Tapi, ketika tembakan gas air mata kedua pada Sabtu (1/10) jelang tengah malam lalu itu jatuh tepat 2–3 meter di depannya, matanya langsung perih.
Lantas pada tembakan ketiga, dadanya mulai sesak. ”Saya sudah tidak bisa melihat.
Napas juga susah,” ungkapnya.
Nisa hanya menutup mata saat itu menahan perih.
Dia pun langsung ditarik temannya untuk turun melalui gate 12. ”Saya digandeng.
Tapi, tetep nutup mata kayak orang buta. Cuman ikuti instruksi orang-orang di situ untuk turun,” kenangnya kepada Jawa Pos.
Karena tangga gate 12 Stadion Kanjuruhan cukup curam, remaja 14 tahun itu terpeleset.
Dia terjatuh dan langsung tak sadarkan diri. ”Ketika saya buka mata, saya lihat ada Mas-Mas di kamar mandi, saya minta tolong,” jelasnya.
Nisa pun ditolong. Dia mengaku sempat berdiri dan melihat dalam keadaan buram.
”Mas itu bilang mata saya berdarah. Saya diminta cuci muka. Setelah itu tidak apa-apa, sudah bisa melihat lagi,” paparnya.
Perempuan kelas VIII SMP Taman Dewasa, Kota Malang, itu menuturkan, seusai cuci muka, dirinya sudah bisa berjalan.
Dia keluar dari Stadion Kanjuruhan dengan digandeng pria yang sempat menolongnya. ”Di depan saya ketemu teman saya.
Langsung ke puskesmas buat periksa,” ujarnya. ”Saya sudah melihat seperti biasa saat itu,” lanjutnya.
Ibunya, Anita Fransiska, menuturkan bahwa ketika menemui Nisa di puskesmas, dirinya kaget melihat kondisi anak pertamanya itu.
Mata Nisa berwarna hitam. ”Bengkak di sekitar matanya. Matanya itu hitam warnanya, putih-putihnya kelihatan sedikit. Sekarang ini masih mending,” bebernya.
Jawa Pos yang kemarin (9/10) mengunjungi rumah Nisa di Jalan Kresno, Malang, melihat kondisi mata Nisa masih merah.
Bengkak di sekitar matanya masih terlihat. ”Tapi, sudah tidak apa-apa. Tidak sakit, sudah seperti biasa,” kata Nisa.
Sang ibu juga membenarkan. Menurut dia, mata Nisa berwarna merah seperti sekarang setelah dibawa ke rumah sakit pada Minggu (2/10) lalu.
”Di rumah sakit matanya dicuci, ada darahnya kata dokter. Lalu, beberapa kali dites pH, katanya ada bahan kimia di matanya,” tegasnya.
Kondisi yang dialami Nisa juga terjadi pada Nur Saguanto.
Hingga kemarin ketika Jawa Pos berkunjung ke kediamannya di daerah Karsidi, Desa Tegalsari, Kabupaten Malang, matanya masih merah.
Masih terdapat luka seperti terbakar di bagian wajahnya.
Pada bagian dada hingga perut Saguanto juga seperti ada bekas luka bakar.