Masih Ingatkah Tragedi Kanjuruhan 😱Kata Nisa Tidak Sadar Bangun-Bangun di Rumah Sakit👇

Membentuk garis tas selempang yang dipakainya saat tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu. ”Saya sendiri tidak tahu kenapa, Mas. Saya pingsan ketika kejadian,” ujarnya.

Pemuda 19 tahun itu menuturkan, saat kejadian dirinya berada di tribun selatan.

Di dekat pintu 11 saat itu. ”Saya biasanya nonton di bawah papan skor (tribun timur), tapi tidak tahu kemarin kok ingin di selatan,” ungkapnya.

Saguanto mengatakan sempat melihat tembakan gas air mata pertama. Tembakan itu mengarah ke pintu 12 dan 13. ”Itu sudah ada asap,” kenangnya.

Tapi, Saguanto yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu tidak merasakan apa pun.

Matanya tidak perih dan dadanya tidak sesak. ”Setelah itu, ada asap di atas saya. Tidak tahu itu tembakan atau apa,” ungkapnya.

Dia langsung menengok asap tebal di atasnya. Matanya seketika perih. Napasnya sesak dan badannya langsung lemas.

”Saya langsung duduk, sandaran ke bahu teman saya. Lalu, sudah pingsan, tidak sadar. Bangun-bangun di rumah sakit,” ungkapnya.

Saguanto tidak tahu siapa yang menolongnya. Dia hanya merasakan kaki kirinya sakit. Telinga dan hidung mengeluarkan darah. Wajahnya juga terluka.

”Yang paling aneh ya di dada saya ini, Mas, ngebentuk tas selempang yang saya pakai. Tidak sakit, tapi gosong gitu,” tuturnya.

Ibunya, Nafiza Zaqiatul, menerangkan, menurut dokter yang merawat di rumah sakit, mata merah dan pembengkakan di sekitarnya terjadi karena ada bahan kimia yang masuk.

Untuk luka lain, dokter tidak bisa menjelaskan lantaran anak pertamanya itu sama sekali tidak ingat apa yang terjadi karena pingsan.

Luka gosong yang dialami Saguanto ternyata juga terjadi pada salah seorang korban meninggal dunia di pintu 13, Natasha Debi. Sang ayah, Defi Antok, menuturkan, ketika memandikan jenazah Natasha, dada anak sulungnya itu gosong. Wajahnya membengkak.

”Di hidungnya masih keluar darah. Tidak merah, tapi pink warna darahnya,” jelasnya.

Selain itu, mulutnya masih bau amonia. Defi makin yakin jika yang ditembakkan polisi di tribun selatan tersebut bukan sekadar gas air mata. ”Itu racun, Mas.

Saya beberapa kali kena gas air mata, tidak seperti ini efeknya,” tegasnya.

GAS AIR MATA: ZAT KIMIA, METODE PENYEBARAN, DAN EFEK

APAT ITU GAS AIR MATA?

  • Zat aktif dalam gas CS (senyawa paling umum digunakan sebagai gas air mata) adalah 2-chlorobenzalmalononitrile. Zat padat putih tersebut disebarkan sebagai partikel mikroskopis atau dilarutkan dalam sebuah cairan.
  • Chloreacetophenone (senyawa CN atau biasa disebut mace) juga bisa dipakai sebagai gas air mata. Namun, sebagian besar sudah diganti dengan CS.
  • Semprotan merica berbeda dengan gas air mata. Produk tersebut mengandung capsaicinoid, senyawa yang diambil dari cabai.

METODE PENYEBARAN GAS AIR MATA

  • CS disebarkan menggunakan kaleng (cartridge) yang dibakar. Asap dari kaleng tersebut memproduksi penyebar dari gas air mata sebagai awan yang terdiri atas partikel mikroskopis ke lingkungan sekitar.

RAMUAN AWALAN

Campuran awal mulai terbakar saat kaleng dinyalakan. Campuran tersebut terdiri atas batu bara sebagai bahan bakar dan potasium untuk membantu oksidasi sehingga zat inti bisa terbakar lebih cepat.

RAMUAN ASAP

  • Ramuan asap terdiri atas zat aktif CS. Ditambah dengan sukrosa sebagai bahan bakar dan lagi-lagi kalium klorida untuk meneruskan reaksi oksidasi. Magnesium karbonat digunakan untuk menekan level asiditas. Sedangkan, nitroselulosa digunakan untuk menyatukan semua zat.
  • CS juga bisa dilarutkan dalam cairan dan digunakan sebagai semprotan. Salah satu zat pelarut yang paling umum adalah metil isobutik keton. Semprotan dengan kandungan 1 persen CS digunakan di AS. Sedangkan semprotan CS dengan kandungan 5 persen digunakan di Inggris.

EFEK GAS AIR MATA

  • Gas air mata bisa menyebabkan iritasi pada mata, hidung, mulut, kulit, dan saluran pernapasan. Hal tersebut bisa menimbulkan gejala inflamasi, batuk, dan kesulitan bernapas. Efek itu bakal berlangsung selama 15–30 menit.
  • Individu dengan penyakit bawaan yang memengaruhi sistem pernapasan merupakan kelompok paling rentan terhadap gas air mata. Ada beberapa bukti bahwa pemaparan CS bisa berakibat pada penyakit pernapasan.

CARA MERAWAT PAPARAN GAS AIR MATA

Tidak ada penawar untuk gas air mata. Meskipun, beberapa sumber menyatakan penggunaan susu atau solusi baking soda untuk menyiram area yang sakit. Namun, tidak ada bukti yang menyatakan solusi tersebut lebih efektif daripada air.

1 . Jauhi area yang terkontaminasi dan cari tempat yang punya udara segar.

2. Lepaskan semua pakaian yang sudah terkontaminasi dan usap wajah untuk menyingkirkan partikel.

dilansir dari jawa post Senin/10/10/22.