Kemudian. Menurut Prof.KH.Said Aqil Siradj. Al-Qur’an adalah cerminan akhlak Rasulullah. Salah satu di antara akhlak yang diajarkan Al-Qur’an dan diterapkan oleh Rasulullah adalah mengucapkan kata-kata yang baik. dalam berhubungan sosial. Termasuk menghindari mencela agama lain ketika berdakwah. Karena dimata hukum semuanya sama, pelayanan perlindungan sama seperti terjadi di Kota Madinah.
” Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan” (QS Al-An’am: 108).
Menurut Prof. KH. Said Aqil Siradj di sinilah Nabi Muhammad tidak pernah memproklamirkan negara Islam. Yang dibangun Nabi Muhammad adalah negara modern yang berasaskan kesamaan di mata hukum. Nabi Muhammad telah berhasil membangun masyarakat yang madani.
Dalam kuliah umum juga Said banyak membahas tentang Pancasila sila ke lima yaitu, Keadilan bagi seluruh Rakyat Indonesia. Kita melihat Indonesia dari sisi sumber daya, Indonesia memiliki segalanya. Dari sisi sumber daya alam, Indonesia terkenal sebagai negara “Zamrud khatulistiwa yang tanahnya sangat subur, airnya melimpah ruah, hutannya sangat luas dan tambang mineralnya tak terkira ragam dan kuantitasnya. Di samping itu, Indonesia memiliki kekayaan laut yang luar biasa. Mulai dari ikan, biota laut, dan aneka mineral yang terkandung di bawah laut,” Kata Prof.Dr.KH.Saif Aqil Siradj.
Lebih lanjut ia memaparkan pada kuliah umum, dari sisi sumber daya manusia, ” Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 sedunia setelah China, India dan Amerika Serikat,”.
Kemudian, Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH. Said Aqil Soradj menjelaskan soal Islam Nusantara di Indonesia.
Kata dia, bahwa penyebar Islam ke Indonesia ada dari berbagai negara, ada yang dari China, India, Persia dan juga dari Arab Saudi.
Oleh karena itu, “mengharmoniskan antara teologi dan budaya. Kita bangun agama di atas budaya. Budaya kita jadikan infrastruktur agama. Agamanya kuat maka insya Allah tumbuh dengan budaya. Itu yang dibawa dakwah disebarkan oleh para Walisongo ” sambungnya.
Kata dia, bahwa Walisongo telah menyebarkan Islam Nusantara hanya 50 tahun. Dengan demikian, dakwah yang dilakukan para Walisonggo telah berhasil.
Dalam kesempatan tersebut, Said juga mengulas panjang lebar sejarah keruntuhan kekhalifahan Islam (Turki Utsmani), kemudian munculnya negara-bangsa, hingga tumbuh dan berkembangnya bibit-bibit kelompok Islam radikal yang nyaris membawa kehancuran dan keruntuhan Islam di Timur Tengah.
“Jika tidak ada Al-Azhar di Mesir di Timur Tengah dan NU di Indonesia, Islam dan umat Islam akan mudah dibawa ke tubir kehancuran,” terangnya.
Ia menyebut Indonesia beruntung memiliki ulama besar bergelar pahlawan nasional, seperti K.H. Hasyim Asy’ari yang menurutnya berhasil menyatukan keislaman dengan kebangsaan, yang dapat menjadi fondasi dan perekat bagi kesatuan umat. Di Timur Tengah, kata Said, Islam dan nasionalisme tidak bisa disatukan dan bisa saling membelakangi.
“Di Timur Tengah kita tidak akan menemui orang seperti Hasyim Asyari yang merupakan seorang ulama sekaligus nasionalis. Di Timur Tengah, tempat kelahiran Islam, ulama, dan nasionalis memiliki agenda dan perjuangannya sendiri-sendiri,” terangnya.
Harlah ke – 9 ditutup dengan Doa yang dipimpin langsung Tuan Guru Turmudzi Badaruddin merupakan Rais ‘Aam sekaligus Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
(Abi)