Kisah Seorang Aswaja Lugu Yang Belajar Ngaji ke Seorang Wahabi Alim

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين وصلى الله على سيد المرسلين وإمام المتقين نبينا محمد وعلى جميع إخوانه من النبيين والمرسلين وعلى ءاله الطيبين

*Wahabi* : Saudaraku! Aku lihat kau masih ikut merayakan maulid nabi kemarin. Bukankah sudah kukatakan jika itu bid’ah sebab tidak ada dalilnya baik dalam al-Quran maupun dalam hadits dan nabi bersabda segala bid’ah itu sesat.
Jadi kau itu sesat jika masih menerima maulid nabi. Kuingatkan lagi kau, jika ajaran itu tidak ada dalilnya sama sekali baik dari al-Quran maupun hadits maka itu adalah bid’ah dan itu sesat.

*Aswaja* : Aku ini orang bodoh dan aku hanya ikut-ikutan apa yang dilakukan oleh golonganku ustadz.

*Wahabi* : Lebih baik kau belajar padaku agar kau menjadi alim sepertiku.

*Aswaja* : Hmmm… baiklah, tapi aku mau belajar baca al-Quran dulu karena aku sangat ingin bisa membaca al-Quran dengan baik dan kutahu kau adalah orang yang pandai membaca al-Quran.

*Wahabi* : Oh dengan senang hati, apalagi aku adalah orang yang paling bagus bacaannya diantara golonganku.

*Aswaja* : Kapan aku bisa belajar padamu?

*Wahabi* : Bagaimana kalau mulai besok tiap sore di majelis ta’limku.

*Aswaja* : Baiklah aku setuju. Keesokan harinya si Aswaja dengan sangat semangat berangkat mengaji.
Dalam pikirannya dia membayangkan suatu hari nanti bisa membaca al-Quran sebaik si Wahabi.

Setelah mengucap salam dan dipersilahkan masuk ke ruang majelis ta’lim oleh si Wahabi, si Aswaja merasa grogi karena di dalam majelis tersebut rupanya sudah sama berkumpul para murid si Wahabi.
Kemudian si Aswaja bersalaman kepada seluruh murid sekaligus kepada si Wahabi itu sendiri.

*Wahabi* : Silahkan duduk saudaraku!

*Aswaja* : (Melangkah maju dan duduk di hadapan si Wahabi).

*Wahabi* : Kita mulai pelajaran hari ini dari surah al-Fatihah ya?

*Aswaja* : Ya ustadz.

*Wahabi* : Aku baca dulu surahnya biar kau punya gambaran seperti apa bacaan al-Fatihah yang benar itu.Bimillaahirrahmaanirrahiim, alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin………… dst sampai waladldloooooolliin.
Nah coba sekarang kamu tirukan bacaanku barusan, jika ada kesalahan akan aku betulkan.

*Aswaja* : Bismillahir…‎(gugup)

*Wahabi* : Salah, La-nya itu harus dibaca panjang karena itu bacaan mad thabi’i.

*Aswaja* : (Duh hebat banget nih ustadz, pasti hafal dalilnya mad thabi’i) Bismillaaaahir…

*Wahabi* : Stop, jangan dibaca terlalu panjang, bacaan mad thabi’i itu cukup dibaca dua ketukan atau satu harakat.

*Aswaja* : (Subhanallah…dia juga hafal dalil ketukan mad thabi’i?) Bismil…

*Wahabi* : Kenapa berhenti? Ayo teruskan!