OPINI  

Kisah Nyata Terobosan Baru Mendidik Generasi Penerus

Opini, Lpkpkntb.com- Sewaktu saya menemani belajar anak saya nomor dua yang sedang mau ujian bulan lalu di SMA ia menanyakan sejarah indonesia. Sayapun bertanya apa yang sudah dipelajarinya? Dan bagaimana guru sejarah mengajarkan pelajaran di sekolah.

Di jawab oleh Fatur bahwa kelas tersebut membosankan gurunya, kayak sedang baca. Datar, tak berirama. Serta hafalan. Misalnya kapan perang dunia ke II? Kapan Julius ceasar mati? Bukannya mengapa perang di ponegoro terjadi? mengapa tsar rusia di bunuh? Siapa kelompok pemuda yang membawa sukarno hatta ke rengasdengklok, kok pinter banget mereka?. Jadi seru kita mengetahui mengapa sebuah peristiwa terjadi. demikian fatur mengeluhkan pelajaran yang membuatnya tidak semangat belajar di kelas sejarah tersebut.

Dengan cerita tersebut, alih-alih bukannya langsung mengajari malah pikiran saya terbang ke sebuah masa lalu dimana saya jadi teringat selagi masa kuliah saya di negeri seberang, salah satu pelajaran wajib bagi murid asing seperti saya adalah mempelajari sejarah amerika, american history 101 nama kelasnya.

Di kelas tersebut siswa di dongeng kan cerita tentang bagaimana amerika itu terbuat, bagaimana “the land of the free” tercipta, bagaimana “American dream dan everything possible in america” terjadi. Yang membuat saya terkesan adalah ketika hari pertama kelas di mulai saya teringat saya mengambil kelas tersebut dalam liburan summer. Dimana siswa banyak memilih menikmati liburan selama 3 bulan namun banyak pula yang mengambil kelas summer termasuk saya.

Kelas american history 101 di pimpin seorang guru muda wanita, mengajar dan mendongengnya bagus sekali, setidaknya menurut saya. Dan yang membuat saya terus teringat karena pengalaman di kelas tersebut, ketika dia mengajukan pertanyaan, is there any one here comes from indonesia?

Kelas hening dan saling toleh satu dengan yang lain. Dan saya yang duduk di tengah mengacungkan jari saya, me mam, i comes from indonesia.

Dia mendekat dan menatap saya, Well, very nice. Do you know that america very much possible be located in indonesia instead in here in america as we know today? Dia menanyakan kepada saya apakah saya tahu bahwa negara amerika bisa berlokasi di bumi nusantara bukan di bumi amerika seperti yangkita kenal sekarang.

No mam, i don’t know! Saya jawab dengan otak setengah hang tidak mengerti.
Well class, does any one of you knew about it? Dia menanyakan apakan seisi kelas ada yang mungkin tahu. Yang dalam sekejab di jawab dengan banyak gelengan kepala para siswa.

Baik, maaf saya tidak melanjutkan kalimat dan cerita selanjutnya tentang guru sejarah tersebut namun saya tahu sang guru sejarah saya memiliki kemampuan komunikasi yang baik, sangat baik dan ini menjadi standar mengajar di kampus saya dulu.

Kalimat pembuka tersebut contohnya adalah sebuah teknik komunikasi yang mumpuni. Dalam mind consept atau peta pikiran, cara komunikasi yang di lakukan oleh sang guru tersebut namanya “fascinate” atau sebuah kata pembuka yang bisa membuat seseorang terpaku dan manut dengan apa yang dikatakan pembicara tersebut.

Dalam tulisan ini maksud saya adalah ingin memberikan masukan kepada anak saya mengapa guru-guru saya sewaktu belajar di negeri seberang, pelajarannya gampang dan mudah masuk ke pikiran para muridnya. Karena mereka menggunakan teknik komunikasi yang bisa menghipnotis lawan bicara. Teknik ini seakan menjadi alat standar mengajar.