MATARAM – www.lpkpkntb.com. Keributan antar pelajar di salah satu Sekolah SD Negeri Model Mataram. Jln. Brawijaya No.23 Seganteng- Cakra, dengan SMPN 14 Mataram di dalam satu lingkup Sekolah terjadi sekitar pukul 09.00 Wita. Jum’ at (02 /09/2022).
Berdasarkan keterangan dari salah satu postingan di faceebok atas nama @Heru Irawanto ” Di duga Keributan di picu lantaran pihak Guru SMPN 14 Mataram tidak mengizinkan para orang tua SD Negeri Model mengantar anaknya sampai ke gerbang SD Negeri Model Mataram.
Akibatnya pembatas antara SD Negeri Model Mataram dengan SMPN 14 mataram rusak terkena lemparan dari pelajar.
Kaitan dengan permasalahan tersebut pihak Dinas harus segera turun tangan, sehingga keributan tidak berlanjut.
Di kutip dari Detikbali. Menjelaskan “Dari awal memang ada orang tua kena teguran dari pihak guru SMPN 14 minta jangan masukkan kendaraan di depan gerbang sekolah,” kata Aries.Via Whatsapp.
Aries kemudian menjelaskan kronologi perusakan sekat ruang belajar berbahan kalsiboard tersebut. Menurutnya, saat itu 262 siswa SDN 2 Model sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Jadi anak-anak tiba-tiba datang ke ruangan tiang (saya). Ada yang lapor kalau sekat itu dijebol. Banyak anak yang takut peluk tiang sampai nangis,” kata Aries.
Aries mengaku telah menyampaikan aksi perusakan tersebut kepada Kepala SMPN 14 Mataram. Ia meminta agar guru di sekolah tersebut meredam para siswanya.
“Saya hubungi langsung Kepalanya. Guru-guru mohon diatur siswanya. Kami minta tolong ke pihak guru agar anak-anak mereda. Tapi guru itu minta kami koordinasi dengan Kepala sekolah,” katanya.
Untuk diketahui, kedua bangunan sekolah tersebut berada dalam satu atap atau satu lingkungan. Hanya saja, gedung dan ruang belajarnya disekat. Adapun ruangan yang digunakan belajar oleh siswa SDN 2 Model merupakan bangunan milik SMPN 14 Mataram.
Aries mengatakan, awalnya wali murid SDN 2 Model mendapat protes dari guru SMPN 14 Mataram agar tidak parkir di halaman sekolah. Namun, info tersebut tidak sampai ke telinga kepala sekolah. Kurangnya komunikasi itulah yang diduga memicu aksi perusakan tersebut.
“Itu tidak sampai ke saya. Kalau saja sampai, saya minta ke bapak/ibu wali murid untuk dimaklumi mohon jemput di luar. Itu awalnya ya, kasusnya,” katanya Aries.
Aries mengakui bahwa para orang tua atau wali murid SDN 2 Model Mataram menjemput anak-anaknya di halaman SMPN 14 Mataram lantaran tidak memiliki area parkir. Demikian ruang yang digunakan belajar oleh siswa SDN 2 Model Mataram rupanya meminjam gedung di SMPN 14 Mataram sejak 2014 silam.