KEKERASAN! Terhadap TKI Asal Lotim dan Sumbawa – NTB Klaim Dicambuk dan Dipukul Majikan di Libya

lpkpkntb.com – Salah satu PMI yang mengaku dirinya dari Lombok Timur, viral di media sosial, atas nama Sri Muliemi, pekerja migran Indonesia (PMI) atau tenaga kerja Indonesia (TKI) dianiaya oleh orang yang mempekerjakannya di Libya.

Kemudian, Perempuan asal Desa Montong Baan, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), itu mendadak viral di media sosial (medsos) setelah menunjukkan memar di tubuhnya. di kutip dari detikbali.com.

Sri Muliemi dalam video tersebut bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).

Ia mengeklaim dicambuk menggunakan selang air setelah kedapatan berusaha kabur dari tempat kerjanya.

Dalam video yang beredar, Muliemi mengaku dijanjikan untuk bekerja di Turki oleh agensi penyaluran tenaga kerja di NTB.

Namun faktnya, ia dikirim bekerja sebagai ART ke Libya.

“Kami (ia dan rekannya) di sini dapat majikan kurang baik, pak. Kalau ada kesalahan sedikit selalu menggunakan kekerasan. Kami minta pulang ke kantor, tapi majikan bilang saya sudah dibeli untuk tiga tahun di sini,” ungkap Muliemi dalam unggahan video tersebut, melalui apliasi tiktok dilansir Jumat, (16/6/2023).

Beberapa waktu lalu, ia dan rekannya sempat mencoba kabur ke kantor agensi di Libya. Sebelumnya, ia lebih dulu menghubungi kantor agensi di Libya, namun tidak direspons.

“Kami tak tahan bekerja di rumahnya (orang yang mempekerjakannya). Kami memilih keluar dari rumahnya. Pas sampai di luar kami telepon, orang kantor (agensi di Libya) menunggu di jalan. Pas dia datang, ternyata datang bersama majikan saya,” cerita Muliemi.

Selanjutnya, Muliemi dan rekannya dibawa kembali pulang ke rumah tempat mereka bekerja. Saat tiba di rumah itulah, Muliemi dan rekannya dianiaya.

Kepala kami dihantam sampai empat kali. Sampai mata saya bengkak. Kami dicambuk pakai selang,” imbuh dia.

Lebih ironis lagi, sambung dia, agensi kerja di Libya yang mengetahui hal ini justru melarang Muliemi melapor ke KBRI. “Tolong, kami ingin pulang ke Indonesia,” mohon Muliemi.