KEKEJAMAN ISRAEL TAK BISA DIHENTIKAN HANYA DENGAN KECAMAN

lpkpkntb.com – Pada bulan Ramadhan yang agung ini, Israel kembali mempertontonkan kekejamannya terhadap Muslim Palestina ke hadapan dunia. Pada Rabu malam (5/4/2023) puluhan polisi Israel menyerbu Masjid al-Aqsha di Yerusalem Timur. Saat itu sekitar 20 ribu kaum Muslim sedang menunaikan shalat tarawih di dalamnya. Jamaah shalat ditembaki dengan gas air mata, dilempar granat kejut dan ditembaki peluru-peluru baja berlapis karet. Jamaah juga dipukuli agar mereka keluar dari dalam ruangan masjid. Sekitar 350 warga Muslim ditangkap dalam serangan brutal tersebut.

Terus Berulang

Sejak Januari sampai Maret 2023 sudah ada 83 warga Palestina yang meninggal akibat kekejaman Israel. Jika diakumulasikan, sejak 2008 sampai sekarang (2023) total korban jiwa dari pihak Palestina mencapai 6.263 orang. Dalam periode sama, total korban luka dari pihak Palestina mencapai 146.347 orang.

Dalam agresi militernya, Israel tidak memandang orang dewasa dan anak-anak atau warga lanjut usia, lelaki ataupun perempuan. Berdasarkan data Kantor Koordinasi Kemanusiaan PBB (OCHA UN) sejak 2008-2021, 21,8% korban jiwa di Palestina adalah anak-anak berusia kurang dari 18 tahun. Rinciannya, sebanyak 1.011 anak laki-laki dan 244 anak perempuan.

Kaum agresor Israel juga kerap menyerbu kamp-kamp pengungsian dan rumah warga dan menangkapi mereka tanpa dakwaan. Menurut Lembaga nirlaba Palestinian Prisoners’ Club, pihak Israel telah menahan 2.200 warga Palestina sepanjang tahun ini, Tragisnya, sebagian besar penangkapan tersebut dilakukan selama bulan suci Ramadan.

Hanya Retorika

Terhadap aksi biadab Israel yang terus berulang, para pemimpin dunia Islam lagi-lagi hanya memberikan aksi retorika minus tindakan nyata. Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hussein Brahim Taha pada Sabtu hanya memperingatkan bahwa kejahatan Israel di wilayah pendudukan Yerusalem Timur telah memicu kejahatan, ketegangan dan ketidakstabilan di kawasan.

Presiden Turki Recep Erdogan juga hanya mengecam tindakan Israel. “Turki tidak bisa diam di hadapan serangan ini. Menginjak-injak Masjid al-Aqsa adalah garis merah kita,” kata Erdogan. “Palestina tidak sendirian,” tambahnya.

Sungguh aneka pernyataan dan kecaman para pemimpin Dunia Islam yang membela Palestina adalah lagu lama yang terus diulang. Sama sekali tidak membuat Israel takut untuk mengulangi agresi mereka. Malah makin menjadi-jadi.

Negara Zionis Israel paham bahwa para pemimpin Dunia Islam hanya macan kertas. Israel tahu bahwa para pemimpin negeri-negeri Islam tidak akan pernah melakukan tindakan nyata membebaskan Palestina dari penindasan mereka. Kaum Yahudi itu hapal betul, tidak akan pernah ada pengiriman pasukan kaum Muslim untuk mengusik eksistensi negara Yahudi.

Di sisi lain, para pemimpin Dunia Islam itu memainkan standar ganda: mengecam Israel, tetapi juga berpelukan erat dengan mereka. Turki, misalnya, pada tahun 2022 semakin meningkatkan hubungan dengan Israel. Ekspor Turki ke Israel pada tahun 2021 meningkat. Bahkan Israel menjadi mitra dagang terbesar Turki yang melebihi Arab Saudi dan Indonesia.

Negeri-negeri Muslim seperti Uni Emirat Arab, Mesir, Maroko, Sudan, Bahrain dan Yordania juga sudah menormalisasi hubungan dengan Israel. Di lisan, mereka mengutuk Israel, namun mereka terus berjabat tangan dengan kaum zionis yang masih berlumuran darah kaum Muslim. Mereka telah mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan oleh Allah dan kaum Muslim untuk melindungi agama dan jiwa umat. Mereka lupa dengan firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul serta jangan pula kalian mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepada kalian, sedangkan kalian tahu (TQS al-Anfal [8]: 27).

Mereka juga seperti tidak pernah membaca firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىٰ أَوْلِيَاءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan kaum Yahudi dan Nasrani sebagai kawan bagi kalian. Sebagian mereka adalah kawan bagi sebagian yang lain. Siapa saja di antara kalian menjadikan mereka sebagai kawan, sungguh dia termasuk golongan mereka. Sungguh Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zalim (TQS al-Maidah [5]: 51).

Haram Berdamai dengan Israel

Israel adalah negara kafir harbi fi’l[an]. Mereka secara nyata telah memerangi kaum Muslim. Kebiadaban dan kebencian Israel terhadap kaum Muslim sudah begitu terbuka. Sejak negara Israel didirikan pada tahun 1948, sekitar 700 ribu warga Palestina terusir. Kelompok HAM Israel B’Tselem menyatakan selama dekade terakhir mulai April 2011 hingga Mei 2020, pasukan keamanan Israel telah membunuh 3.408 warga Palestina. Korban tersebut berada di wilayah Palestina yang diduduki dan di dalam Israel.

Karena itu Islam telah mengharamkan hubungan diplomatik apapun dengan Israel. Yang wajib dilakukan adalah memerangi dan mengusir mereka. Allah SWT memerintahkan:

وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا…

Perangilah oleh kalian di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, (tetapi) janganlah kalian melampaui batas… (TQS al-Baqarah [2]: 190).

Allah SWT juga memerintahkan untuk mengusir siapapun yang telah mengusir kaum Muslim:

وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ

Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (TQS al-Baqarah [2]: 191).

Kedua ayat di atas menjelaskan bahwa sikap terhadap kaum yang memerangi dan mengusir kaum Muslim adalah dengan memberikan tindakan setimpal, yakni memerangi dan mengusir mereka dari tanah air kaum Muslim.