Lpkpkntb.com – Pengumuman hasil seleksi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) tahun 2024 mengundang polemik di kalangan pelamar. Banyak calon penerima beasiswa yang dinyatakan tidak lolos, termasuk sejumlah besar pelaku budaya, menyatakan ketidakpuasan atas proses rekrutmen yang dianggap tidak transparan dan tidak jelas dalam penilaiannya.
Di berbagai grup WhatsApp, perdebatan sengit terjadi, terutama di kalangan seniman dan pelaku budaya yang merasa kecewa karena tidak lolos seleksi. Mereka menilai bahwa proses seleksi tahun ini tidak mencerminkan dukungan yang memadai terhadap sektor budaya, yang seharusnya menjadi salah satu prioritas dalam pemberian beasiswa.
Beberapa pelamar yang merasa dirugikan berencana untuk mengajukan petisi kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), menuntut adanya evaluasi dan transparansi lebih lanjut mengenai kriteria penilaian yang digunakan oleh panitia seleksi BPI. “Kami merasa ada ketidakadilan dalam proses penilaian. Banyak dari kami yang memiliki pengalaman dan kontribusi nyata di bidang budaya justru tidak lolos tanpa penjelasan yang jelas,” ujar salah seorang pelamar.
Ketidakpuasan ini semakin meluas ketika kabar menyebar bahwa sebagian besar pelaku budaya, yang selama ini menjadi pendorong utama dalam menjaga warisan budaya lokal, juga gagal dalam seleksi. “Ini seperti mengabaikan mereka yang telah berjuang untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan bangsa,” ungkap salah satu peserta di zoom meeting.
Sampai saat ini, pihak penyelenggara BPI belum memberikan klarifikasi resmi terkait keluhan tersebut. Namun, para pelamar yang tidak lolos berharap agar pihak terkait dapat memberikan penjelasan terbuka mengenai proses penilaian, serta mempertimbangkan adanya evaluasi ulang terhadap hasil seleksi.
Rencana pengajuan petisi ini diharapkan bisa membuka dialog antara pelamar dan penyelenggara, serta meningkatkan transparansi dalam proses seleksi beasiswa di masa mendatang.
Harapan Pelamar
Adanya pengumuman hasil seleksi Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) tahun 2024 tersebut, yang memicu kontroversi, banyak pelamar yang berharap akan adanya kesempatan kedua. Mereka mengusulkan agar diadakan seleksi tahap kedua (batch dua) untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi mereka yang belum berhasil lolos, terutama bagi pelaku budaya yang merasa tidak terakomodasi dalam proses rekrutmen kali ini.