Advertisements
Advertisements
Categories: Artikel

Jembatan Terpanjang di NTB Menghubungkan 2 Pulau Batal Dibangun, Ini Penyebabnya

Advertisements
Advertisements
Advertisements

lpkpkntb.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian resmi melantik Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Gita Ariadi sebagai Penjabat (Pj.) Gubernur NTB.

DIBUKA! Rekrutmen PPPK Kementerian Pemuda dan Olahraga, Cek Jadwal dan Syarat Masuk

Kemudian, Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat diperkirakan akan mengeluarkan dana sebesar Rp20 triliun untuk proyek jembatan diatas laut.

Sebagian besar dari anggaran tersebut, yaitu sekitar Rp16,5 triliun, akan dialokasikan untuk konstruksi jembatan.

Biaya sebesar itu menunjukkan bahwa pembangunan jembatan ini membutuhkan dana sekitar Rp1 triliun per kilometer hanya untuk konstruksinya saja.

Baca juga;

VIRAL! Soal Ikan Kakatua Tidak Boleh Di Konsumsi Lantas Seperti apa Alasannya?

Sementara itu, sisanya akan digunakan untuk melengkapi fasilitas penunjang dan aksesoris jembatan.

Pemerintah provinsi memperkirakan bahwa biaya sebesar Rp20 triliun tersebut akan dapat kembali dalam waktu 20 tahun berdasarkan perhitungan yang dilakukan.

Oleh karena itu, Pemprov NTB akan mencari investor untuk memenuhi anggaran tersebut, mengingat mustahil untuk memanfaatkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) secara penuh.

Sebuah kajian pre-feasibility studi yang dilakukan oleh Korindo Group menyatakan bahwa jembatan terpanjang di NTB ini layak secara teknis.

Baca juga;

Open Turnamen Taekwondo Kapolresta Mataram Cup I Di Ikuti 828 Atlit dari 33 Club Taekwondo NTB dan Bali

Namun, langkah selanjutnya adalah melakukan feasibility study (FS) atau studi kelayakan, yang salah satunya akan menguji kelayakan ekonomi dari adanya jembatan ini.

Melansir laman Btv. Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB Ridwansyah, ada sejumlah aspek dalam studi kelayakan sehingga jembatan penghubung Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa perlu di bangun.

Di antaranya, jika jembatan terbangun maka akan memperpendek jarak tempuh sehingga secara ekonomi lebih menguntungkan.

Selain itu, interaksi antara kedua pulau, baik secara ekonomi dan sosial akan menjadi lebih meningkat.

Sebab, selama ini kegiatan orang lebih menumpuk di Lombok daripada Sumbawa.

“Selama ini wisatawan yang ke Pulau Sumbawa tidak ada, karena memang infratsrukturnya tidak memadai, sehingga orang malas datang.

Baca juga:

Hasil Olahan KKN Mahasiswa UNU NTB, di Amerika Batang Pisang Jadi Buruan 6 Manfaat Cek Faktanya!

Tetapi, kalau jembatan ini jadi 15 menit kita sudah sampai. Seperti kita dari Ampenen ke Bertais lah kalau itu jadi,” terangnya.

Meski demikian, mantan Kepala Dinas Perhubungan NTB itu, belum bisa memastikan berapa nilai investasi jika jembatan tersebut di bangun.

“Karena ini investasi besar, kita belum tahu berapa biayanya.

Tergantung dari hasil studi kelayakan.

Tapi jika ada jembatan ini maka daya ungkitnya luar biasa,” katanya. Budi Suyanto

Ia menjelaskan, saat ini rencana pembangunan jembatan itu, sudah masuk tahap studi kelayakan atau feasibility study. Yang mana studi kelayakannya sudah dimulai sejak bulan April 2018 dan baru diperkirakan selesai pada Oktober ini.

“Bila nanti hasil studi kelayakan memutuskan bahwa di mungkinkan membangun jembatan, kita akan berikan rekomendasi serta izin bagi perusahaan untuk membangun,” jelasnya.

Selanjutnya, Ridwansyah mengatakan, pembangunan jembatan ini direncanakan akan terbentang sepanjang 20 kilometer atau 20.000 meter di atas air laut melewati Selat Alas.

“Kalau jembatan ini jadi, maka waktu tempuh antara Lombok dan Sumbawa menjadi lebih pendek,” ucap Ridwansyah.

Untuk rencana pembangunan sendiri, kata Ridwansyah, Pemkab Sumbawa Barat menggandeng investor asal Korea Selatan (Korsel). Namun, Ridwansyah belum bisa menyebutkan investor asal Korsel tersebut.

Namun, sayangnya proyek jembatan terpanjang di NTB penghubung 2 pulau itu tak sesuai harapan karena batal dibangun.

Dengan alasan, perekonomian mereka tengah turun drastis hal ini dikarenakan masih adanya dampak gempa pada 2018 dengan kekuatan 7 SR. yang menggoncang NTB khususnya Pulau Lombok bagian Utara.

Kemudian, disusul dengan Kondisi ekonomi semakin parah ketika pandemi datang pada 2020, sehingga perekonomian sempat jalan di tempat.

Dunia pariwisata yang menjadi salah satu sumber pemasukan masyarakat, hancur seketika.

Page: 1 2

Advertisements
LP-KPK NTB KOMCAB KOTA MATARAM

Recent Posts

Beasiswa Smart Scholarship 2025 YBM BRILiaN: Jalan Cerdas Menuju PTN Impian!

Yayasan Baitul Maal (YBM) BRILiaN telah membuka pendaftaran Beasiswa Smart Scholarship 2025 hingga 6 Maret…

4 jam ago

Babak Baru! Pertarungan Hukum! Fihir Gugat Lagi Baiq Isvie

MATARAM - Setelah gugatannya dinyatakan NO oleh Pengadilan Tinggi Mataram, M. Fihiruddin melalui kuasa hukumnya,…

2 hari ago

Kabar Gembira! Presiden Prabowo Umumkan Diskon Lebaran 2025, Ini Daftarnya

Menjelang Lebaran 2025, Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan serangkaian program diskon untuk meringankan beban masyarakat…

2 hari ago

Hasto Diborgol KPK, Malah Senyum dan Kepalkan Tangan!

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, resmi ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis,…

2 hari ago

Innalillahi Mantan Wakapolri dan MenPAN-RB Syafruddin Meninggal Dunia

Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) dan Menteri Pendayagunaan…

3 hari ago

Politisi Demokrat Soroti BPPD NTB: Promosi Pariwisata Tak Terlihat, Hanya Bebani APBD, Tak Ada Hasil Nyata!

Mataram – Sejumlah pelaku wisata di NTB mempertanyakan efektivitas dan transparansi kinerja Badan Promosi Pariwisata…

3 hari ago