lpkpkntb.com – Ada sebagian suami atau mungkin juga istri, yang memiliki kebiasaan meremehkan pasangannya.
Apapun alasannya dan bagaimanapun keadaannya, meremehkan pasangan merupakan perkara yang tidak boleh dibiasakan dalam sebuah keluarga
Mungkin saja hal semacam ini bermula dari sekedar bercanda dengan mengatakan sesuatu yang merendahkan pasangan kita,
Seperti mengatakan atau menyindir sesuatu yang tidak bisa dikerjakan oleh suami atau istri, bergumam kekurangan pasangan atau membandingkan dengan orang lain.
Sikap meremehkan pasangan hidup, meskipun dalam perkara yang sederhana, sama artinya kita menyamai benih pertikaian dalam rumah tangga.
Perlahan namun pasti, ia menjadi boomerang bagi kita dan dapat berubah menjadi pertikaian besar.
Jika sudah demikian adanya, maka jangan harapkan keharmonisan keluarga akan terwujud indah.
Meremehkan merupakan sikap memandang sepele atau tidak penting atau memberikan penilaian di bawah nilai obyektif yang seharusnya diberikan, baik dengan perkataan, sikap maupun perbuatan yang ditujukan kepada orang lain.
Suami yang memiliki kebiasaan demikian biasanya cenderung untuk tidak pernah menghargai istrinya, merasa kurang dengan apa yang telah dikerjakan istrinya dan tidak pernah mengucapkan “terima kasih” atas kebaikan dan pengabdian istri
Begitu pula sebaliknya, istri yang suka meremehkan suaminya akan menilai setiap jerih payah sang suami sebagai suatu usaha yang biasa, atau bahkan dianggap di bawah standar, merasa selalu kurang dengan pemberian suami, dan enggan untuk menaati setiap perintah dan kata-kata suaminya
Padahal, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan bahwa seseorang yang beriman adalah yang senantiasa menjaga perkataannya dari mengucapkan sesuatu yang sia-sia, yaitu dengan selalu memilih antara berkata baik atau diam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
*مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ*