Sementara itu, Kurikulum KITA (Collaborative Curriculum) hadir sebagai model berbasis kolaborasi, melibatkan siswa, guru, orang tua, dan komunitas dalam menciptakan kurikulum yang inklusif dan relevan. Pendekatan ini menekankan pembelajaran berbasis proyek dan pengembangan keterampilan kolaboratif, yang sangat dibutuhkan di abad ke-21. Kurikulum KITA juga memungkinkan integrasi kearifan lokal dengan kebutuhan global, menjadikannya model yang ideal untuk menciptakan generasi yang tanggap terhadap isu-isu lokal dan internasional. Meski membutuhkan koordinasi yang kompleks, pendekatan ini menawarkan keseimbangan antara kebutuhan individu, kontribusi guru, dan aspirasi masyarakat.
Dalam menentukan arah pendidikan, tidak ada satu pendekatan yang sepenuhnya ideal. Sebaliknya, integrasi elemen dari Kurikulum KU, MU, dan KITA menjadi solusi yang paling realistis. Dengan menggabungkan keunggulan individualisasi, stabilitas pengelolaan guru, dan kolaborasi komunitas, kurikulum dapat dirancang untuk mendukung pembelajaran yang relevan, adaptif, dan inklusif. Pada akhirnya, tujuan pendidikan adalah menciptakan generasi yang tidak hanya kompeten, tetapi juga mampu menghadapi tantangan dunia yang terus berubah.
Penulis: Jamaludin Mahasiswa S3 Undiksha.