Sebelum peringatan Israel tersebut, lebih dari 400.000 warga Palestina telah menjadi pengungsi internal akibat pertempuran selama sepekan terakhir ketika kondisi di wilayah yang dibombardir semakin memburuk.
Kementerian Kesehatan Palestina dalam pembaruan pada Sabtu mengumumkan bahwa setidaknya 2.215 warga Palestina terbunuh di Gaza akibat serangan balasan Israel, termasuk di antaranya 724 anak.
Sebuah rumah sakit di Gaza terpaksa menggunakan truk es krim dari pabrik lokal sebagai kamar mayat darurat untuk melengkapi kamar mayat rumah sakit yang penuh sesak.
Yasser Khatab, ahli patologi forensik di Rumah Sakit Martir al-Aqsa, mengatakan dalam pesan video yang dikirim ke CNN pada Sabtu bahwa rumah sakit di Deir al-Balah tidak lagi mampu menampung meningkatnya jumlah korban meninggal.
Ketika ditanya CNN apakah perintah evakuasi mengindikasikan akan adanya serangan darat, juru bicara IDF lainnya Letkol Jonathan Conricus mengungkapkan bahwa IDF akan menilai situasi di lapangan dan melihat berapa banyak warga sipil yang tersisa di daerah tersebut.
“Setelah kami melihat bahwa situasinya memungkinkan untuk terjadinya serangan darat yang signifikan maka operasi akan dimulai,” tutur Conricus.
IDF mengatakan pula pada Sabtu bahwa jet-jet tempurnya telah menyerang markas operasional yang digunakan militan Hamas dan berhasil menewaskan kepala Sistem Udara Hamas di Kota Gaza. Menurut IDF, petinggi Hamas yang tewas itu sebagian besar bertanggung jawab mengarahkan selama serangan Sabtu 7 Oktober terhadap Israel.
Gaza berada di bawah blokade darat, laut dan udara yang diberlakukan oleh Israel sejak tahun 2007, dengan lebih dari separuh penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan bahkan sebelum konflik terbaru terjadi. Sekarang hanya ada satu koridor tersisa bagi warga Palestina untuk mengungsi atau masuknya bantuan, yaitu perlintasan Arafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir. Belum jelas apakah koridor tersebut dapat beroperasi.
Sementara waktu terus berjalan, Program Pangan Dunia (FAO) menyebutkan pihaknya telah mendistribusikan makanan kepada 135.000 orang di tempat penampungan di Gaza pada Jumat, namun mereka memperingatkan bahwa persediaan bantuan kemanusiaan semakin menipis.
OCHA pun mengingatkan bahwa kebanyakan orang sekarang tidak memiliki akses terhadap air di wilayah tersebut.
“Sebagai upaya terakhir, masyarakat mengonsumsi air payau dari sumur pertanian, sehingga memicu kekhawatiran serius mengenai penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air,” ungkap kepala badan PBB itu.