lpkpkntb.com – Jasad Pratu Miftahul jatuh ke jurang dengan kedalaman 15 meter di hutan Papua Pegunungan.
Miftahul Arifin kelahiran Pacitan, Jawa Timur, 31 Maret 1996.
Suasana duka menyelimuti kediaman orangtua seorang prajurit TNI asal Pacitan, yang gugur dalam tugas di Papua. Berbagai persiapan bahkan dilakukan sambil menunggu kepulangan jenazah. dilansir tvonenews.
Sebelum bertugas ke Papua Pegununungan, Pratu Miftahul Arifin bersama anak dan istrinya, tinggal di Dusun Krajan RT 02 RW 02, Desa Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupatrn Pacitan, Jawa Timur.
Danramil 01/0801 Pacitan, Kapten Dadut Setyawan mengatakan seluruh anggotaTNI Koramil 01/0801, Kepolisian Sektor Pacitan dan jajaran Pegawai Kecamatan Pacitan beserta Camat berkunjung ke rumah duka untuk menyampaikan bela sungkawa.
Dikutip dari Tribunjateng.com, Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman memohon doa dari masyarakat agar semua prajurit TNI yang bertugas di wilayah Mugi-Mam Kabupaten Nduga diberikan keselamatan.
Herman Taryaman juga memohon doa agar prajurit TNI yang tengah melakukan pencarian pilot Susi Air yang masih disandera diberikan keselamatan.
“Mohon doanya semoga Prajurit TNI yang melaksanakan tugas negara dan juga melakukan pencarian pilot Susi Air diberikan keselamatan, perlindungan dan kekuatan, sehingga dapat kembali bertugas,” kata Herman Taryaman dalam keterangan resmi, Minggu (16/4/2023).
Pernyataan ini diungkapkan Herman Taryaman terkait peristiwa penyerangan yang dilakukan Kelompok Teroris Separatis Papua (KTSP) terhadap Tim Gabungan dari Satgas Yonif R 321/GT di wilayah Mugi-Mam Kabupaten Nduga dan Kopassus pada Sabtu (15/4/2023) sore.
Komandan Distrik Militer 0801 Pacitan, Letkol Inf Roliyanto bersama istri dan sejumlah anggota TNI Kodim saat melaksanakan takziah memberikan motivasi buat keluarga.
Harus sabar dan tabah menghadapi ujian ini semua. Sebagai keluarga TNI harus siap menghadapi apapun nantinya.
Isak tangispun mendadak pecah sesaat perwira ini menyampaikan duka yang mendalam dari segenap keluarga besar TNI.
“Kami berbela sungkawa atas meninggalnya Pratu Miftahul Arifin.
Saya sangat sedih melihat anaknya yang masih berusia 18 bulan itu. Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat sabar, tawakal menghadapi semua cobaan itu,
” jelasnya sambil menteskan air mata. Perlu diketahui, bahwa Pratu Miftahul Arifin merupakan salah satu prajurit TNI yang tergabung dalam Tim 3 badak 3 Satgas Yonif R 321/ CT/13/1 Kostrad.
Pelu diketahui, Pratu Miftahul Atrifin dikabarkan gugur saat terjadi kontak tembak dengan gerombolan KST saat melaksanakan patroli pembersihan di dekat Pos Militer Mugi, Kabupaten Nduga Papua Pegunungan.
Jenazah Pratu Miftahul Arifin saat ini belum dapat dievakuasi karena faktor cuaca.
Salah satu prajurit TNI Satgas Yonif R 321/13/1 Galuh Taruna tersebut gugur setelah terlibat kontak tembak dengan Kelompok Sparatis Teroris (KST) di wilayah Nduga, Papua pada, Sabtu (15/04/23).
Terlihat, sejumlah warga dan TNI dari Kodim 0801 Pacitan berdatangan di rumah duka yang terletak di Dusun Krajan Kidul RT 04 RW 04 Desa Nanggungan Kecamatan/ Kabupaten Pacitan, untuk menyampaikan rasa bela sungkawa.
Berbagai persiapan bahkan terus dilakukan keluarga. Hanya saja pihak keluarga masih menunggu kepastian kepulangan jenazah.
Nur Azizah menambahkan selain kepulangan jenazah, hal yang menjadi pemikiran keluarga saat ini adalah mewujudkan harapan masa depan untuk menjadikan putranya yang kini masih kecil menjadi penerus generasi TNI.