Menurut Ustadz Abdul Wahab Ahmad, dikutip dari islam.nu.or.id, setidaknya ada 4 alasan yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.
1. Minim catatan sejarah di masa lalu
Catatan kejadian dari empat belas abad yang lalu mungkin tidak direkam dengan baik. Sehingga dapat dimaklumi.
“Saat itu tak semua hal dicatat oleh masyarakat. Kebanyakan hanya berupa cerita dari mulut ke mulut yang kebanyakan hilang ditelan zaman,” tulis Ustadz Abdul Wahab Ahmad.
2. Tidak semua orang di bumi saat itu melihat bulan
Bisa jadi saat itu bulan tak berada pada ketinggian yang cukup untuk dilihat di daerah yang sangat jauh, sehingga bangsa lain tak melihat kejadian itu.
Artinya manusia yang waktu itu mengalami siang hari tentu tidak bisa melihat mukjizat Nabi Muhammad membelah bulan.
3. Bisa jadi bulan terbelah saat larut malam
Baca juga:Inilah 5 Kabupaten/Kota Paling Makmur di Nusa Tenggara Barat
Sehingga kebanyakan orang di berbagai negeri sudah tertidur. Atau, bisa jadi saat itu langit terhalang awan bagi bangsa-bangsa di luar Makkah.
4. Bisa jadi kejadian ini sengaja ditutupi
Bukan hal yang mustahil bahwa kisah tersebut sengaja ditutupi dan dihilangkan dari sejarah. Meskipun banyak orang yang menyaksikannya.
Sebab, jika ditemukan catatan sejarah bahwa bulan penah terbelah akan menjadi bukti bahwa kenabian Nabi Muhammad adalah benar.
“Demikianlah mukjizat Nabi Muhammad berupa terbelahnya bulan jauh lebih menakjubkan dibanding sekedar membelah laut.
Namun tetap semua mukjizat para Nabi adalah hal luar biasa yang tak bisa ditiru. Wallahualam,” tulis Ustadz Abdul Wahab Ahmad.
Itulah alasan kenapa mukjizat Nabi Muhammad membelah bulan tidak terdapat dalam catatan sejarah lainnya, di luar Al Quran dan hadist. **