2) jangan selalu ikuti kemauan istri kalian. Karena jika mengikuti kemauan istriku dan memakan “buah khuld”, aku dihinggapi penyesalan.
“Sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah.” (QS. an-Nisa:76)
“Sesungguhnya tipu daya wanita adalah besar.” (QS. Yusuf:28)
Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar berkata; “Tipu muslihat kalian itu sangat besar wahai wanita, yaitu sangat licik dan mempengaruhi jiwa.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Hati-hati dengan fitnah dunia dan hati-hati dengan fitnah wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama kali yang menimpa Bani Israil adalah wanita” (HR. Muslim)
“Tidak ada fitnah yang aku tinggalkan setelahku yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnah wanita.” (HR. al-Bukhari)
3) sebelum bertindak, maka pikirkanlah dengan matang-matang akibat yang ditimbulkan. Andaikata aku berpikir akibat kelakuanku, maka pastinya aku tidak akan ditimpa musibah ini (dikeluarkan dari surga). Artinya, sebelum melakukan sesuatu, kita harus memikirkan akibatnya terlebih dahulu. Jika itu baik, maka lanjutkan. Jika tidak, maka urungkan. Karena penyesalan pasti datang di kemudian hari. Baik dalam urusan yang sepele, apalagi yang gede.
4) , ketika hati kalian amat cinta pada sesuatu (yang negatif), maka jauhilah. Karena ketika aku makan “buah khuldi”, hatiku memaksa untuk memakannya. Aku tidak mengabaikannya sehingga menyesal setelahnya. Artinya, jangan ikuti kata hati yang hanya menjerumuskan pada hal yang tidak diridloi oleh Allah Swt., atau yang disenangi oleh Rasulullah Saw., atau yang tidak direstui oleh Para Ulama.
5) bermusyawarahlah dalam menentukan suatu perkara. Karena aku dulu tidak bermusyawarah terlebih dahulu dengan para malaikat sehingga aku ditimpa penyesalan. Artinya, mintalah pendapat orang lain terlebih dahulu sebelum memutuskan suatu perkara. Mintalah masukan atau saran dari keluarga, sahabat, guru, atau tokoh masyarakat. Baik dalam urusan yang nyata-nyata baik, apalagi yang masih samar. Allah Swt. berfirman dalam QS. Ali Imron (3) :159.
Demikian penjelasan singkat 5 nasehat Nabi Adam kepada Nabi Syith, dimana Nabi Syith diangkat sebagai Nabi menggantikan ayahnya Nabi Adam.
Beliau termasuk guru Nabi Idris yang pertama kali mengajarkan baca-tulis, ilmu falak, menjinakkan kuda. (Abi/Ron).