lpkpkntb.com – Komisi pemilihan umum (KPU) menetapkan hari rabu tanggal 14 Februari menjadi hari dilaksanakan pemungutan suara pemilihan umum (pemilu) serentak tahun 2024, untuk memilih Presiden, wakil presiden, Anggota DPR RI, DPD, DPRD Prov, DPRD Kab/Kota.
Sedangkan untuk pilkada, pemilihan Gubernur,dan wakil gubernur, Bupati dan, wakil bupati, Walikota dan wakil walikota, serentak akan di gelar pada hari rabu tanggal 27 november 2024.
Inilah perbandingan elektabilitas partai politik pada awal 2023 ini berdasarkan sejumlah lembaga survei yang di kutip lpkpkntb.com melalui Tribunnews.com, Jumat,(6/1/23) sebagai berikut :
1. Temuan Survey Indikator Politik
Berdasarkan hasil survey Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 1 sampai 6 Desember 2022 menyatakan elektabilitas tertinggi dipegang PDIP dengan angka 25,7 persen.
Kemudian disusul Golkar (10,5 persen), Gerindra (9,5 persen), Demokrat (9,0%), PKB (7,4%), Nasdem (5,1%), PKS (4,4%), Perindo (2,8%), PAN (2,3%), dan PPP (2,1%).
Di posisi selanjutnya ada PBB (0,6%), PSI (0,4%), Garuda (0,2%), Partai Buruh (0,2%), Hanura (0,2%), Gelora (0,1%), Partai Ummat (0,1%), dan PKN (0,1%). “Jadi PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, tiga partai teratas tidak terlalu berbeda,” kata Burhanuddin dalam rilis survei, Rabu (4/1/2023).
Dilihat dari hasil survey tersebut elektabilitas Golkar, Gerindra, dan Demokrat tak terpaut jauh.
“Golkar secara absolut nomor 2 tapi bedanya tidak signifikan dengan Gerindra dan Demokrat. Nasdem 5,1%,” kata Burhanuddin.
Populasi survey Indikator Politik adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survey dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Jumlah sampel dalam survey tersebut sebanyak 1.220 responden.
2. Hasil Survey Indo Riset
Sementara itu, berdasarkan hasil survey Indo Riset yang dirilis, Selasa (3/1/2022), menempatkan PDIP sebagai partai politik yang memiliki elektabilitas tertinggi.
Survey Indo Riset dilakukan pada 12-17 Desember 2022 melalui tatap muka menggunakan kuesioner.
Berdasarkan survey Indo Riset elektabilitas PDIP sebesar 26 persen, disusul Gerindra 12,6%, Golkar 12%, Demokrat 9,6%, PKB 8,7%, NasDem 6,5%, dan PKS 6,4%.
“Posisi 3 partai teratas PDIP, Gerindra, Golkar tidak mengalami perubahan,” kata Peneliti Indo Riset Roki Arbi dalam konferensi pers virtual, Selasa (3/1/2023).
Dalam survei itu, partai politik yang terancam tak lolos ambang batas parlemen 4 persen adalah PPP 3,6%, Perindo 3,1%, PAN 2,1%, Hanura 0,8%, PSI 0,6%, Garuda 0,3%, Partai Ummat 0,3%, PBB 0,2%, Gelora 0,2% dan Partai Buruh 0,2%.
Menurut Roki, hanya Perindo yang disebut memiliki potensi untuk lolos ambang batas parlemen.
Sebab, partai besutan Hary Tanoesoedibjo itu mengalami kenaikan suara signifikan setahun terakhir.
Berdasarkan survei enam lembaga yang dirilis baru-baru ini terungkap elektabilitas partai politik di awal tahun 2023. Elektabilitas PDIP kokoh di posisi teratas berdasarkan temuan 6 lembaga suvey.
Diketahui survey Indo Riset dilakukan pada 12-17 Desember 2022 melalui tatap muka menggunakan kuesioner.
Survey menggunakan metode multistage random sampling dengan memperhatikan jumlah proporsionalitas antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi. Yakni, sampel survei itu sebesar 1.120 orang.
Adapun margin of error dalam survei ini kurang lebih 2,92% dengan tingkat kepercayaan hingga 95%.
3. Hasil Suvey indEX Research
Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research pun merilis hasil survei elektabilitas partai politik pada Kamis (29/12/2022).
Dalam hasil surveynya, elektabilitas PDIP berada di posisi teratas dengan angka 18,5 persen, disusul Gerindra sebesar 12,0 persen, Demokrat 7,4,persen, Golkar 7,1 persen, PKB 6,8 persen, PSI 6,2 persen, PKS 5,6 persen.
Kemudian PAN 2,7 persen, PPP 2,1 persen, NasDem 1,7 persen, Perindo 1,5 persen, dan Gelora 1,0 persen.
Elektabilitas partai-partai lainnya di bawah 1 persen, yaitu Hanura (0,6 persen), Partai Ummat (0,5 persen), PBB (0,2 persen), dan Garuda (0,1 persen). Partai-partai baru masih nihil, yaitu Partai Buruh dan PKN, sedangkan sisanya tidak tahu/tidak jawab 26,0 persen.
“Sedikit perubahan terjadi pada peringkat ketiga, Demokrat menyodok dengan raihan elektabilitas 7,4 persen. Melejitnya elektabilitas Demokrat menggeser Golkar ke peringkat keempat, sebesar 7,1 persen. Seperti halnya PDIP dan Gerindra, tren elektabilitas Golkar cenderung stagnan,” ujar Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam keterangannya, Kamis (29/12/2022).
Demikian pula dengan PKB, dikatakan Vivin, elektabilitas di angka 6,8 persen.
Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia juga mengalami kenaikan elektabilitas, kini mencapai 6,2 persen.
Hanya PKS yang mengalami penurunan elektabilitas, sekarang tersisa 5,6 persen.
“Di tengah stagnannya partai-partai politik, Demokrat dan PSI justru mengalami kenaikan tingkat elektabilitas,” ungkap
Menurut Vivin, belum ada peningkatan eskalasi politik yang berarti sepanjang tahun 2022.
“Terbentuknya koalisi partai-partai seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya masih sebatas penjajakan dan upaya untuk konsolidasi,” kata dia.
“Dinamika justru terjadi di kalangan partai-partai oposisi, di mana Demokrat dan PKS mengalami fluktuasi naik dan turun,” jelas Vivin.
Sebelumnya PKS yang mengalami lonjakan kenaikan elektabilitas pada survei bulan Juli 2022.
“Rivalitas muncul di antara kubu oposisi, khususnya dalam mendesakkan kepentingan masing-masing untuk menggolkan figur calon wakil presiden yang bakal diusung untuk mendampingi Anies Baswedan,” ujarnya.
Sejauh ini, baru Nasdem yang secara resmi mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden, tetapi koalisi yang digadang-gadang dengan melibatkan Demokrat dan PKS tidak kunjung terealisasi.
Page: 1 2
Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…
Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…
Polresta Mataram berhasil melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap seorang pejabat penting di Dinas Pendidikan…
Lalu Ibnu Hajar Ketua Umum DPP Ormas Sasaka Nusantara NTB Investigasi Proyek Pembangunan Jembatan Penghubung…
Berita mengenai "Gunung Emas" di Arab Saudi telah menarik perhatian banyak orang, terutama yang mengaitkannya…
Terkait dugaan jual beli proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) yang muncul tuntutan dari sejumlah pihak…