lpkpkntb.com – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Mempertanyakan tanggung jawab Wali Kota Mataram tentang Pengemis dan anak jalanan yang makin menjamur di Kota Mataram.
Keberadaan anak jalanan, gelandangan, dan pengemis masih sering terlihat di wilayah di Kota Mataram, mulai dari Perempatan Lampu merah, Rumah Makan, Tempat wisata, hingga Kampus.
Dari data BPS Pemprov NTB 2020, dapat dilihat bahwa statistik data gepeng di kota Mataram cukup tinggi hampir mencapai angka 5.000 untuk anak terlantar.
Hal ini tentu menjadi masalah serius kenapa hal tersebut bisa terjadi padahal sudah jelas disebutkan diatas bahwa PERDA yang mengatur masalah anak jalanan dan pengemis di Mataram ini sudah ada bahkan dikeluarkan sejak 2012 lalu. Namun kita lihat sampai saat ini pengemis dan anak jalanan ini semakin banyak dan belum mendapatkan penanganan yang sesuai dengan PERDA tersebut
Berbagai modus dilakukan Gembel dan pengemis (Gepeng) untuk mencari pundi-pundi rupiah dengan meminta belas kasihan. Seperti pura-pura tuli, buta, cacat dan ada juga yang membawa kotak amal dan sejenisnya motif lainnya yang dilakukan. Persebaran anak jalanan, pengemis dan gelandangan itu dapat dilihat dengan sangat Nampak sekarang.
Kondisi itu tak dapat dielakkan lagi.
Page: 1 2
Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…
Ketua Umum DPP Sasaka Nusantara, Lalu Ibnu Hajar, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia…
Polresta Mataram berhasil melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap seorang pejabat penting di Dinas Pendidikan…
Lalu Ibnu Hajar Ketua Umum DPP Ormas Sasaka Nusantara NTB Investigasi Proyek Pembangunan Jembatan Penghubung…
Berita mengenai "Gunung Emas" di Arab Saudi telah menarik perhatian banyak orang, terutama yang mengaitkannya…
Terkait dugaan jual beli proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) yang muncul tuntutan dari sejumlah pihak…