KEREEN! EHang 216, Usulan Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Pemerintahan Segera Buat Regulasi Pesawat Tanpa Awak

lpkpkntnb.com – JAKARTA – Ketua Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mendorong pemerintah segera membuat regulasi terkait moda transportasi pesawat tanpa awak kemudi Ehang 216.

Baca juga;

Seminar Kedirgantaraan Melibatkan Industri dan UMKM NTB, PJ Gubernur NTB Mendukung Penuh

Terlebih, Kementerian Perhubungan telah melakukan assesment terhadap Ehang 216 sejak April 2021, baik untuk pilot maupun engineer dipastikan sudah mendapatkan lisensi.

“Presiden Joko Widodo saat menghadiri Hub Space x KAI Expo 2023 hari ini sangat antusias saat mencoba duduk di dalam kendaraan terbang Ehang 216 milik IMI (Ikatan Motor Indonesia).

Bahkan, Presiden Jokowi menyatakan sangat ingin mencoba menaiki Ehang 216 saat mengudara. Kita harapkan Ehang 216 segera dapat menjadi salah satu moda tranportasi umum tanpa awak kemudi (pilot) di Indonesia,” ujar Bamsoet di Jakarta, Jumat (29/9/23).

Hal yang Sama:

Siapkan Generasi Hebat NTB Melalui Seminar Internasional Kedirgantaraan di Inisiasi Kampus UNU NTB

Selain Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, hadir juga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dan pengusaha ternama Tanah Air, Chairul Tanjung, M.B.A., Ruddy Salim, serta Kepala Korps Lalu Lintas Polri Drs. Firman Santyabudi.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Ehang 216 dioperasikan melalui pusat komando dan kendali AAV (Autonomous Aerial Vehicle) yang berada di darat. Pengoperasian menggunakan jaringan 4G/5G sebagai saluran transmisi nirkabel berkecepatan tinggi untuk berkomunikasi dengan lancar dengan pusat komando dan kendali.

Hal yang sama:

KECINTAAN REKTOR UNU NTB TERHADAP TEKNOLOGI, SEMINAR INTERNASIONAL KEDIRGANTARAAN INDONESIA

“Sehingga, memungkinkan kendali jarak jauh pesawat dan transmisi data penerbangan secara real-time. Teknologi penerbangan otonom ini menghilangkan kemungkinan kegagalan atau kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan manusia atau human error,” kata Bamsoet.