KECINTAAN REKTOR UNU NTB TERHADAP TEKNOLOGI, SEMINAR INTERNASIONAL KEDIRGANTARAAN INDONESIA
Karena itu, kami mengajak seluruh pihak untuk terlibat aktif dalam proses ini,” ujar Amirulloh.
Adapun, pengembangan terminal melalui skema KPBU ini akan mencakup berbagai aspek, termasuk perluasan dan pembaruan fasilitas terminal, peningkatan pelayanan penumpang, dan penambahan fungsi sosial dan komersial di kawasan terminal.
Pemerintah juga berkomitmen untuk mengedepankan standar lingkungan, keselamatan, dan kenyamanan yang tinggi. Oleh karena itu, terminal bukan hanya untuk memperkuat konektivitas, tapi juga memelihara keindahan serta keberlanjutan lingkungan sekitar terminal.
“Direktorat Jenderal Perhubungan Darat mendorong fungsi-fungsi terminal tidak hanya dari fungsi transportasi, tapi juga sudah mendorong terminal menjadi fungsi sosial, budaya, dan fungsi ekonomi. Kami pikir KPBU ini menjadi salah satu alternatif solusi pembiayaan, sehingga terminal-terminal itu juga berfungsi sebagai fungsi ekonomi dan sosial budaya,” tutur Amirulloh.
Proyek KPBU menawarkan kesempatan investasi kepada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan swasta yang ingin berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur perhubungan untuk meningkatkan konektivitas di Indonesia.
Lebih lanjut Ia berharap kegiatan _market sounding_ bisa menjadi forum komunikasi yang membangun dalam menjajaki minat calon mitra dan bisa menghasilkan _best practice_, sehingga dapat diterima oleh calon investor.
Kegiatan market sounding dilaksanakan dengan format pemaparan pandangan, ide, saran/masukan dan _letter of interest_ (Lol) dari calon investor melalui skema KPBU.
“Bersama-sama, kita akan membentuk masa depan infrastruktur perhubungan darat yang membanggakan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Terminal Tipe A Purabaya merupakan terminal tersibuk di Indonesia yang memiliki pergerakan penumpang sebanyak 28 ribu orang per hari dan terletak di lokasi yang strategis serta terintegrasi dengan stasiun, halte Trans Jatim, serta bandara. Sementara itu, Terminal Betan Subing merupakan terminal di Lampung Tengah yang terletak di pusat kota dan dekat dengan Tol Trans Sumatera.
Kegiatan ini turut dihadiri juga oleh Perwakilan Kementerian Investasi/BKPM; Perwakilan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Kepala Pusat Pengelola Transportasi Berkelanjutan, Marwanto Heru Santoso; Kepala Biro LPPBMN, Hengki A; Kepala Bappeda Kabupaten Lampung, Irfan Toga Setiawan; Plt. Direktur Prasarana Transportasi Jalan, Susanty Pertiwi; Kepala BPTD Kelas II Lampung, Bahar Latief; Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Bambang Suboyo; Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Tengah, Desrio Aref Yuga; Perwakilan Pusat Pembiayaan Infrastruktur Transportasi; Pimpinan Tinggi Madya, Pimpinan Tinggi Pratama di Lingkungan Kementerian/Lembaga; dan para tamu undangan perwakilan dari perusahaan. (DHS/ALV/WBW/AZN)