Dinamika Selama Porprov XI 2023 Berlangsung ” KONI NTB Segera Lakukan Evaluasi”

Keputusan memboikot Partai Final kesepakatan seluruh pengurus Pelti Lombok Timur bersama orang tua atlet, mereka telah menginjak-nginjak harga diri Lotim, karena selama gelaran Porprov Lotim selalu dirugikan.

“Ini masalah harga diri daerah, selama ini kita selalu dirugikan panpel dan kita selalu mengalah,” jelasnya.

Kritikan bukan hanya saja datang dari mantan Ketua KONI NTB Kasdiono. Dari Ketua KONI Lombok Tengah,  M Samsul Qomar geram,

“Tim voly putri Lombok Tengah, sudah menang dan masuk final, kok setelah masuk final kami di protes dan anehnya KONI NTB melakukan tindakan gegabah dengan mendiskualifikasi tim volley putri kami tanpa surat terlebih dahulu,” nada kesel Ketua KONI NTB, M. Samsul Qomar, pada Jum’at (24/2). yang lalu.

Ketua KONI Loteng M Samsul Qomar.

Lanjut MSQ, atas perlakuan KONI NTB tersebut, semestinya ketua panpel PBSI NTB, menolak keputusan tanpa surat tersebut. “Kami juga melihat KONI NTB mendahului keputusan abitrase dengan mengeluarkan keputusan yang merugikan kami,” tegasnya.

Kok bisa KONI mendahului sidang abitrase dan menghentikan kejuaraan setelah kemenangan bukannya sebelum keabsahan dan Mori Hanafi otoriter ndak cocok kalau begini kami kecewa dan tidak terima,” sambung mantan senior Jurnalis Lombok Tengah ini.

Jika pun mereka keberatan karena atlet tersebut ada yg berasal dari Jawa Barat tidak apa apa di keluarkan 3 orang karena sisanya adalah atlit lokal pekerja di sempiak dan masih berstatus siswi SMAN 1 Jonggat Lombok Tengah.

Mori Hanafi selaku Ketua KONI NTB, dituding otoriter dan tidak cocok menjadi Ketua KONI NTBK, ” Kalau begini kami kecewa dan tidak terima,” tegas MSQ kesal.

Dikatakan, atlit yang bertanding untuk Lombok Tengah tersebut, bukan atlit resmi provinsi atau Kabupaten kota tapi atlet lepas biasa. Jadi tidak perlu mutasi atlet karena bukan tercatat sebagai atlet resmi.

Atas perlakuan ini, pihaknya menilai KONI NTB politis dan tidak mencerminkan profesional dan menganulir hasil keputusan mereka sendiri.

“Apa yang ditunjukkan KONI NTB, adalah Preseden buruk, sudah banyak soal di transportasi dan hotel di tambah lagi dengan keputusan aneh yang tidak mendasar,” dengan nada kecewa M. Samsul Qomar.

Dari akhir Porprov Lombok Tengah menduduki Posisi ke -4 dari 10 Kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB), dimana Lombok Tengah perolehan peraihan  40 medali emas, 50 medali perak, dan 78 medali perunggu. (htm/ron).