lpkpkntb. Mataram – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2023, telah berakhir menurut informasi yang beredar dimana pada Porprov kali ini yang di Ketuai H Mori Hanafi (Ketua Koni NTB), ada 35 Cabang Olahraga yang di pertandingkan, dan urutan pertama peraihan medali di pimpin Kota Mataram, dengan perolehan 152 medali emas, 102 perak dan 84 perunggu.
Hasbi, S.Pd, M.Or, Akademisi Olahraga mengatakan, ” Selama proses pertandingan KONI NTB perlu melakukan evaluasi terutama dari segi administrasi, sehingga tidak meloloskan atlet dari luar NTB, seperti yang di protes Ketua Koni Lombok Barat, dimana ada salah satu Atlet luar yang ikut lolos dalam kompetisi yang luar biasa ini. belum lagi persoalan di cabor-cabor lain. Hal ini akan mencederai jiwa sportivitas dalam dunia olahraga, akan tetapi KONI Nusa Tenggara Barat mengeluarkan surat perihal hasil penelitian keabsahan data atlet sesuai surat KONI dengan nomor 138/KONI-NTB/II/2023 bahwa atlet yang di luar NTB tidak ditemukan mutasi kependudukan ke NTB, ” imbuh Hasbi lulusan Magister OR di kampus UNY.
Namun, ” Kita apresiasikan untuk Kota Mataram, berhasil mempertahankan juara umumnya dan segenap pengurus Koni ntb yang menyelenggarakan kontigen ini, melalui Porprov ini sebagai ajang mencari bibi2t atlet yang akan di pertandingkan pada Pra-pon dan PON 2024 mendatang. Oleh karena itu KONI NTB segera melakukan evaluasi” ujar Hasbi.
Sementara di kutip dari laman Antaranews.com. Wakil Ketua Komisi V DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) HMS Kasdiono mengatakan, ” pelaksanaan Pekan Olahraga (Porprov) NTB 2023 cukup banyak dinamika, sehingga tahapan persiapan hingga pelaksanaannya harus dievaluasi supaya bisa menghasilkan atlet yang bisa menyumbangkan medali emas untuk NTB di PON 2024.
“Anggaran Porprov dari APBD, uang rakyat NTB. Sehingga dimanfaatkan untuk prestasi atlet putra NTB,” katanya di Mataram, Minggu.
Ia mengatakan, substansi Porprov ini adalah bagaimana menjaring atlet terbaik putra-putri dari Nusa Tenggara Barat untuk bisa diterjunkan pada ajang pra-PON maupun PON 2024. Sehingga diharapkan tujuan itu dilakukan dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya atlet NTB untuk bertanding di Porprov 2023.
“Saya tidak setuju jika ada kabupaten/kota mengambil atlet dari luar. Karena setelah mendapatkan medali, pasti mereka kembali ke daerahnya,” katanya.
Dalam olahraga itu yang harus dijunjung tinggi adalah sportifitas, sehingga dirinya juga tidak setuju dengan adanya pilih kasih dari panitia, sehingga terjadi dinamika dalam pelaksanaan Porprov tersebut.
“Hal itu jangan sampai terjadi dan harus diantisipasi jauh sebelumnya. Tapi yang harus dilakukan ke depan semua persiapan dan pelaksanaannya harus dievaluasi,” jelasnya.
Ia mengatakan, percuma Kabupaten/Kota menjadi juara umum d Porprov, namun atlet mereka tidak bisa menyumbangkan emas buat NTB pada PON 2024. Sehingga pihaknya berharap pasca Porprov ini, KONI bisa melakukan persiapan dengan maksimal supaya bisa menyumbangkan medali emas sesuai dengan target.
“Banyak juga kabupaten/kota tidak menjadi juara umum, tapi bisa melahirkan atlet yang bisa menyumbangkan medali emas di PON sebelumnya. Setelah Porprov ini masih ada PON 2024 yang harus dipersiapkan dari sekarang,” sambung H Kasdiono.
Kemudian dari Persatuan Lawn Tennis Indonesia (Pelti) Kabupaten Lombok Timur, memboikot pertandingan Semi Final dan Final Porprov NTB 2023 yang digelar Minggu (26/2) dengan melakukan check out pada Sabtu (25/2) malam dari hotel. yang di kutip laman Antaranews.com.
“Ini pelaksanaan porprov terjelek selama Porprov di gelar, dan malam ini kami kontingen Cabor Tenis akan check out, sebagai bentuk protes,” katanya, Sabtu.