“Kemudian partai akan mencari grup kelompok politik lain,” urai Andi Lukman Irwan, analis politik Unhas.
Ini berarti partai politik harus sadar juga melihat bagaimana elektabilitas dan tingkat penerimaan masyarakat seorang figur. Termasuk kemampuan ekonomi dari setiap kandidat, karena akan sangat menunjang pembiyaan politik kala jadi usungan.
Apalagi, ada proses Pileg yang pada saat bersamaan harus dihadapi oleh partai. Ditambah dengan fenomena Anies yang oleh Nasdem sudah lebih dahulu mendeklarasikannya.
“Kemudian boleh jadi mendapat efek ekor jas terkait dengan dukungan ke Pak Anies partai politik lain pasti berlindung apakah kemudian memilih Pak Anies suara mereka bisa naik atau tidak di pemilu nanti. Ini, kan, pasti menjadi kalkulasi-kalkulasi politik dari partai-partai ini,” ucap Lukman Irwan.
Terkait Prabowo Subianto, masih ada dalam posisi psikologi politik yang dilematis. Prabowo pernah menjadi calon presiden, pernah menjadi calon wakil presiden, tetapi selalu gagal. Ini menjadi psikologi politik tersendiri untuk bisa menjadi kekuatan politik untuk meyakinkan masyarakat.
“Tapi politik itu sangat cair. Jadi banyak kemungkinan masih bisa terjadi. Yang pastinya kemudian ada ukuran-ukuran yang akan digunakan oleh partai politik untuk mengusung pasangan calon terkait dengan kekuatan survei dan kekuatan modal politik,” jelas Lukman.
Alternatif poros-poros sekarang ini mulai mengerucut. Sebenarnya ada poros ke Anies, ada poros Ganjar. Apalagi, sudah ada preferensi dan rekam jejak yang dimiliki oleh Ganjar dan Anies. “Jadi ini juga harus dikalkulasi juga oleh Gerindra,” tuturnya.
Sejumlah komitmen koalisi telah terbentuk. Dalam hal paket capres-cawapres, mereka kesulitan deal.
Belum ada figur yang benar-benar mereka sepakati secara resmi. Dukungan partai terkait capres-cawapres masih sangat cair, kecuali Nasdem dan PDIP yang kemungkinan tak bisa bergeser lagi.
Nasdem memutuskan Anies Baswedan capres, sedangkan PDIP memastikan kader jadi usungan: antara Puan Maharani atau Ganjar Pranowo. Partai lain, meski cenderung ke figur tertentu, belum berani mengajukannya sebagai usungan koalisi.
Sementara, Partai dinilai masih sibuk melakukan negosiasi dengan calon koalisi. PKS dan Demokrat, misalnya, Hingga kini, tak satu pun partai yang kokoh. Meski Nasdem lebih awal mendeklarasikan capres, partai bentukan Bos Metro TV, Surya Paloh, itu terkendala kursi.
Nasdem mengoleksi 10,26 persen. Dengan angka itu, masih butuh setidaknya angka sekian untuk memenuhi angka presidential threshold 20 persen. Jika PKS dan Demokrat jadi bergabung, langkah Nasdem mencapreskan Anies, aman.