Tuntutan Penambahan Kuota dan Transparansi Seleksi
Aliansi Pejuang BPI mendesak pemerintah untuk menambah kuota penerima Beasiswa BPI tahun 2024 secara signifikan, dengan prioritas pada dosen yang melanjutkan studi doktoral. Selain itu, mereka meminta adanya transparansi dalam proses seleksi agar beasiswa diberikan kepada pelamar yang benar-benar memenuhi kriteria objektif. Beberapa poin penting tuntutan tersebut antara lain:
- Penambahan kuota beasiswa khusus bagi dosen yang melanjutkan studi doktoral (S3) dengan target minimal 1.500 penerima pada tahun 2024.
- Peningkatan kuota untuk jalur lainnya, termasuk guru, tenaga kependidikan, pelaku budaya, dan mahasiswa berprestasi.
- Penguatan mekanisme seleksi yang transparan, termasuk penilaian yang lebih jelas dan terbuka untuk publik.
“Dampak Langsung pada Pengembangan SDM Indonesia”
Krisis ini bukan hanya berdampak pada individu pelamar, tetapi juga pada pengembangan SDM Indonesia secara keseluruhan. Menurut Aliansi Pejuang BPI, jika penurunan kuota ini terus berlanjut, Indonesia akan kesulitan untuk mencapai target Visi Indonesia 2045 dalam menciptakan SDM unggul yang mampu bersaing di tingkat global. Perguruan tinggi di Indonesia membutuhkan dosen berkualifikasi doktoral untuk memajukan riset dan inovasi, sementara saat ini, tanpa beasiswa, banyak dosen tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan mereka.
“Penurunan kuota BPI adalah ancaman serius bagi masa depan pendidikan tinggi kita. Jika pemerintah tidak segera menambah kuota, kita akan kehilangan kesempatan untuk mencetak generasi dosen yang dapat membawa pendidikan Indonesia ke level yang lebih tinggi,” tutup pernyataan Aliansi Pejuang BPI.
Mendesak Tindakan Pemerintah
Aliansi Pejuang BPI berharap pemerintah segera merespons krisis ini dengan menambah kuota beasiswa dari peserta yang dinyatakan tidak lulus tetapi mencapai poin penilaian ambang batas standar kelulusan BPI dan memastikan proses seleksi yang transparan dan adil. Beasiswa bukan hanya hak individu, tetapi juga investasi jangka panjang bagi masa depan pendidikan Indonesia.
(Muh)