Lonjakan inflasi pada September sudah diramal banyak analis dan ekonomi begitu Presiden Joko Widodo, atau Jokowi, mengumumkan kenaikan harga BBM Subsidi pada 3 September lalu.
Harga BBM Subsidi Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Disusul, harga Solar subsidi dikerek menjadi Rp 6.800 per liter dari Rp 5.150 per liter. Dua BBM Subsidi terset rata-rata naik 31,4%. Pemerintah juga menaikkan harga Prtamax non subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi 14.500 per liter.
Harga BBM Beneran Turun 1 Oktober? Ini Kata Anak Buah Erick
“Kenaikan harga BBM membuat ongkos transportasi naik dan jasa distribusi juga naik. Kondisi ini membuat harga-harga barang dan jasa lain ikutan merangkak naik (setelah kenaikan harga BBM),” tutur ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman dalam Macro Preview: Expecting Inflation to Jump in Sep-22 amid Fuel Price Adjustment.
Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution memperkirakan kenaikan harga BBM akan menambah inflasi hingga 1,82%. Selain harga BBM, pemerintah juga menaikkan tarif ojek online rata-rata 7-10% berlaku efektif 11 September 2022.
Kenaikan tarif membuat laju inflasi akan sangat kencang pada September. Dia menjelaskan inflasi kelompok volatile kemungkinan akan melandai sejalan dengan semakin murahnya sejumlah bahan pangan.
Namun, melandainya inflasi pangan tidak mampu menahan lonjakan inflasi dari kelompok administered price sehingga inflasi umum pada September tetap kencang.
“Inflasi akan tetap tinggi meskipun harga bahan pangan semakin turun. Beberapa bahan pangan mengalami deflasi seperti daging ayam, daging sapi, bawang merah, dan gula,” ujar Damhuri.
Melandainya harga pangan terbantu oleh membaiknya pasokan seiring dengan datangnya musim panen serta tidak adanya perayaan khusus pada September seperti hari besar keagamaan.
Merujuk data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN). Harga sejumlah bahan pangan memang mengalami penurunan yang cukup signifikan pada September dibandingkan Agustus.
Namun, harga beras nak 1,35% menjadi Rp 12.030 per kg pada September sementara harga telur ayam juga meningkat 0,35% pada September menjadi Rp 30.238 per kg.
Secara historis, kenaikan harga BBM Subsidi akan melambungkan inflasi pada tahun berjalan. Pasalnya, dampak kenaikan harga BBM Subsidi bukan hanya datang dari dampak langsung tetapi juga dari dampak lanjutannya seperti kenaikan ongkos transportasi, ongkos logistik, hingga harga makanan jadi.
Contohnya adalah pada 2014 di mana pemerintah menaikkan harga BBM pada November 2014. Inflasi bulanan (mtm) pada November mencapai 1,56% sementara pada Desember menyentuh 2,46%. Inflasi pada 2014 menembus 8,36%.
Harga bensin juga menjadi penyumbang inflasi terbesar pada 2014 yakni sebesar 1,04% meskipun kenaikan harga baru berlaku pada 18 November. Harga bensin juga mendongkrak inflasi pada 2013 dengan sumbangan hingga 1,17% pada 2013 saat ada harga kenaikan BBM Subsidi.
Tingginya sumbangan inflasi BBM disebabkan besarnya bobot nilai komoditas tersebut dalam perhitungan inflasi serta banyaknya masyarakat yang menggunakan BBM tersebut.
Merujuk data BPS, bensin memiliki bobot sebesar 3,8% sementara solar sebesar 0,13% dalam perhitungan inflasi. Konsumsi Pertalite diperkirakan mencapai 47% dari total konsumsi BBM di tanah air sehingga kenaikan komoditas tersebut akan langsung mengerek inflasi.
Faisal memperkirakan inflasi Indonesia akan tetap tinggi ke depan karena dampak lanjutan harga BBM masih tetap terasa. Menurutnya, inflasi tahun ini bisa menembus 6,27% pada tahun ini, jauh di atas tahun lalu yang tercatat 3,72%.
Senada, ekonom Bank Danamon Irman Faiz juga mengingatkan dampak lanjutan kenaikan harga BBM akan menambah tekanan kepada inflasi inti.
Poling tersebut dr berbagai lembaga memperkirakan inflasi inti akan menembus 3,6% pada September 2022 atau tertinggi sejak Januari 2016.
“Kita lihat permintaan domestik membaiknya cukup signifikan dan terlihat dari survei Bank Indonesia pelaku usaha yang mulai mau menaikkan harga semakin meningkat,” ujar Irman.