lpkpkntb – Antara Kepekaan dan Inisiatif. Kita dikagetkan oleh bencana alam yang tiba tiba datang lagi.
Banjir bandang itu menimpa satu kampung bernama Torue.
Terletak di kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah.
Ada banyak kerusakan dan kerugian, termasuk korban jiwa beberapa warga.
Merespon kejadian ini, Gubernur Sulawesi Tengah meminta untuk memeriksa kawasan hulu.
Akademisi Universitas Tadulako, ahli kebencanaan, Abdullah Petta laja juga berpandangan sama.
Beliau bilang, rusak di Hulu, bencana di hilir. Hemat ku, hulu itu identik dengan pegunungan (montagneus).
Di sana ada hutan yang berperan mengatur air (daur hidrologi).
Di kawasan pegunungan tersimpan dua energi sekaligus.
Potensial dan kinetik. Bila air bergerak dari kawasan ini, debitnya pasti tinggi oleh gravitasi dan ketinggian.
Jadi, bila air sudah tidak bisa diatur oleh hilangnya pengatur (baca ; hutan), maka dia akan mengalir ke kawasan rendah tanpa kendali.
Inilah yang harus di sadari oleh semua pihak.
Karena, salah satu point penting dlm konsepsi pembangunan itu adalah kepekaan pada bencana (sensitive of disaster).
Kalau banjir itu bandang, maka tumpukan air dengan volume besar itu punya dua kemungkinan.
Pertama, telah lama tetampung di bendung alam.
Apakah bendung yg tercipta oleh longsoran. Atau yg terbentuk oleh tumpukan potongan kayu dan dedaunan.
*******
Hujan deras dgn intensitas tinggi, menambah volume air Secara dadakan.
Penampang diding bendung tidak mampu lagi menahan tekanan air yg terus meningkat.
Jebol dengan jumlah air berkubik kubik berpacu dengan debit abnormal. Menghantam apa dan siapa saja yg menghalangi. Lewat jalur air bernama sungai.
Atau lebih parah lagi lewat aliran liar yg terbentuk mendadak.